REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ibadah Haji merupakan salah satu momentum untuk tabligh (menyampaikan nilai-nilai Islam yang murni nan luhur). Pada saat haji ini Rasulullah SAW mengencangkan semangat dalam bertabglig untuk menyampaikan agama Islam.
"Baginda Nabi SAW adalah suri teladan yang selalu memanfaatkan momentum haji untuk berdakwah," tulis H Ahmad Hanafi, Lc., MA dalam tulisannya Haji dan Motivasi Dakwah.
Semangat tabligh atau dakwah, Rasulullah itu, baik ketika beliau masih di Makkah maupun tatkala beliau menunaikan rukun Islam yang kelima ini di tahun ke-10 Hijriyah.
Dari sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahu ’anhuma berkata, “Rasulullah senantiasa menawarkan dirinya kepada orang-orang yang datang di setiap musim haji dan berkata.
"Adakah orang yang mau membawaku ke kaumnya karena kaum Quraisy telah menghalangiku untuk menyampaikan firman Tuhanku?” (HR. Abu Daud).
Bagi pembaca sirah nabawiyah (sejarah Nabi) akan terlihat betapa perjalanan haji Rasulullah sarat akan pesan-pesan keislaman yang disampaikan oleh baginda Nabi. Terutama dalam khutbatul wadaa’ berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar yang menjadi tonggak ajaran Islam.
"Oleh karenanya di akhir khutbah itu beliau meminta persaksian dari umatnya bahwa beliau telah mendakwahkan danmenyampaikan ajaran Islam ini secara sempurna," katanya.
Rasulullah SAW bersabda dalam khutbahnya pada 10 Dzulhijjah: "Jika demikian, apakah aku telah menyampaikan (ajaran agama ini)?”
Para sahabat menjawab, "Benar engkau telah menyampaikan-nya).” Beliau berkata, "Ya Allah saksikanlah [persaksian para sahabat) dan hendaklah yang menyaksikan menyampaikan kepada yang tidak hadir." (HR. Bukhari).
Hal ini merupakan perwujudan dari misi besar yang dibawa oleh Sang Panutan shallallahu ’alaihi wasallam. Allah SWT dalam As-Syura ayat 15 berfirman yang artinya:
"Maka karena itu ajaklah mereka kepada agama itu dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka."
"Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan amanat Allah dengan terang.” (QS. An-Nur ayat 54).