Senin 04 Oct 2021 15:55 WIB

Gugus Tugas Kulon Progo Setujui Pelaksanaan PTM Terbatas

Disdikpora diminta menyelenggarakan PTM terbatas bagi SMP yang sudah siap sarananya.

Warga membeli perlengkapan sekolah  di Toko Perlengkapan Ekolah Afira, Yogyakarta, Rabu (22/9). Sejak ada wacana pembelajaran tatap muka (PTM) saat PPKM Level 3 penjualan baju seragam sekolah mulai naik. Kenaikan penjualan seragam meningkat lebih dari 50 persen sejak sepekan terakhir.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga membeli perlengkapan sekolah di Toko Perlengkapan Ekolah Afira, Yogyakarta, Rabu (22/9). Sejak ada wacana pembelajaran tatap muka (PTM) saat PPKM Level 3 penjualan baju seragam sekolah mulai naik. Kenaikan penjualan seragam meningkat lebih dari 50 persen sejak sepekan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyetujui penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas di wilayah ini seiring penambahan kasus harian di wilayah ini sudah menurun di bawah 20 kasus.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan berdasarkan laporan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) bawah 90 persen orang tua atau wali siswa menginginkan dilaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Kami setuju diselenggarakan PTM terbatas untuk jenjang SMP. Hal ini dikarenakan SMP merupakan yang paling siap untuk menggelar PTM. Mayoritas siswa di jenjang tersebut telah menjalani vaksinasi. Sehingga dimungkinkan lebih aman dari pemaparan virus ketika bertemu dengan guru dan siswa lain," kata Fajar.

Ia berpesan kepada Disdikpora untuk menyelenggarakan PTM terbatas bagi SMP yang sudah siap sarana dan prasarana hingga standar operasional protokol kesehatan PTM. Hal ini untuk mengurangi risiko munculnya klaster penyebaran Covid-19.

Ia juga memastikan sebagian besar sekolah yang ada di wilayah perkotaan Kulon Progo juga telah siap dengan prosedur pembelajaran yang aman dari penularan virus.

"Dari hasil pemantauan gugus tugas bersama instansi terkait, mayoritas orang tua siswa juga telah setuju PTM bisa digelar kembali," katanya.

Terkait penerapan QR Code aplikasi PeduliLindungi untuk sekolah di Kulon Progo, Fajar mengaku pihaknya juga masih kesulitan mendapat QR code dari pemerintah pusat. Sebab proses pengajuan QR code dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga tergolong lama.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk ke depannya seluruh sekolah di Kulonprogo akan menggunakan QR Code. Terlebih aplikasi tersebut juga cukup penting dalam upaya pencegahan pemaparan virus bagi siswa.

"Di Kulon Progo, QR Code PeduliLindungi yang sudah baru Polres Kulon Progo. Mungkin untuk sekolah akan kami melakukan secara bertahap," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement