“Gandhi memulai gerakan non-kekerasannya saat berada di Johannesburg pada 1906. Gandhi muda diundang ke Afrika Selatan untuk mewakili perusahaan bisnis Dada Abdullah, yang dimiliki oleh sebuah keluarga Muslim, mengenai perselisihan yang melibatkan tanah dan bisnis mereka di Johannesburg,” lanjutnya.
Ketika Gandhi meninggalkan Johannesburg untuk melakukan perjalanan ke KwaZulu-Natal, dia menyadari betapa buruknya perlakuan terhadap orang India. Dia sendiri merasakan dikeluarkan dari kereta karena bepergian di gerbong kelas satu, yang hanya diperuntukkan bagi orang kulit putih.
“Tujuan keseluruhan dari mereka yang membantu Gandhi adalah melihat dia mendapatkan keadilan sosial yang mereka inginkan,” kata pengacara ini.
Ketika banyak pemimpin Afrika yang memerangi kolonialisme dan memuji Gandhi karena filosofinya, akhir-akhir ini ada upaya menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis. Mereka menilai Gandhi membela hak-hak orang India yang hanya tinggal di Afrika Selatan dan mengabaikan penduduk kulit hitam.
Pada 2018, patung Gandhi dipindahkan dari Universitas Ghana, hanya dua tahun setelah diresmikan oleh Presiden India Pranab Mukherjee. Beberapa partai politik di Afrika Selatan juga meminta penghapusan undang-undang Gandhi di Johannesburg, di Gandhi Square yang ikonik.