Dialah yang sejak tahun 648 M menjadikan kota ini sebagai kota pelabuhan bagi para calon jamaah haji yang akan ke Makkah. Ini terutama sekali bagi mereka yang melintasi Laut Merah untuk mencapai Jazirah Arab.
Kedatangan para calon haji ini tak hanya menyebabkan datangnya demikian banyak orang ke Makkah dan Madinah. Para calon haji ini juga yang secara signifikan memajukan perekenomian Jeddah. Aktivitas perdagangan berkembang dengan sangat cepat di kota ini.
Kekuatan politik regional dan global turut mewarnai sejarah Jeddah. Pada abad ke-15, Jeddah berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamluk dari Mesir.
Posisi gubernur Jeddah dipegang oleh Hussein al-Kurdi, seorang pangeran Mamluk. Bangsa Eropa, dalam hal ini Portugis, yang kala itu mulai mengarungi dunia, juga menjadikan Jazirah Arab sebagai sasaran penjelajahan dan penaklukannya.
Untuk mencegah masuknya bangsa Portugis, al-Kurdi bersama-sama masyarakat Jeddah membangun benteng dan menara mengelilingi kawasan Jeddah Lama, yang merupakan downtown (kawasan inti)-nya Jeddah. Sang gubernur bahkan memasang meriam untuk menghalangi kapal penyerbu dari Portugis.