Di sisi lain, Quraish menjelaskan memang ada hadits Nabi yang melarang Muslim menggambar dan melukis. Namun, larangan itu menurut banyak ulama karena melukis, menggambar, atau memahat merupakan lambang kemusyrikan atau penyembahan berhala karena itu melengahkan atau mengandung kedurhakaan.
Pemikir Muslim Mesir Kontemporer Muhammad ‘Imarah dalam buku Ma’alim al-Manhaj al-Islami bersama dengan ulama lain mengemukakan pandanganya terhadap salah satu hadits. Riwayat ini dinisbahkan kepada istri Nabi, Aisyah.
“Suatu ketika Rasul kembali dari satu perjalanan, sedang aku sebelumnya telah membeli sesuatu (baju atau permadani) yang bergambar, maka aku menutupinya, di belakang dinding (lubang dinding), tapi ketika Rasul melihat ke dinding, dia bersabda ‘Sungguh buruk apa yang engkau lakukan. Engkau menutupi dinding.’ Maka aku menurunkannya lalu kubelah dua untuk kujadikan (sarung) bantal. Aku kemudian melihat Nabi bersandar di bantal itu kendati masih ada gambar,” (HR Ahmad).
Riwayat tersebut menunjukkan teguran Nabi kepada Aisyah berkaitan dengan sikap melebihkan dan bisa mengakibatkan terpecahnya konsentrasi apabila melaksanakan sholat. Ada riwayat lain yang menguatkan tentang alasan pelarangan, seperti riwayat yang dinisbahkan kepada Anas bin Malik.
Di rumah atau kamar yang ditempati Aisyah ada tabir, maka Rasul memerintahkan untuk menurunkan tabir itu sambil bersabda, “Gambar-gambarnya muncul dalam benak saya ketika saya sholat,” (HR Ahmad).