Kamis 16 Sep 2021 08:36 WIB

Pengasuh Nabi Musa: Asiah binti Muzahim (5-Habis)

Asiah juga adalah istri Fir'aun.

Pengasuh Nabi Musa: Asiah binti Muzahim (5-Habis)
Foto: republika
Pengasuh Nabi Musa: Asiah binti Muzahim (5-Habis)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah ditinggalkan Musa, yang tinggal di istana Fir'aun, menyembunyikan keimanannya, dan menyembah Allah secara sembunyi-sembunyi, hanyalah Asiah. Asiah tetap di sana sampai Fir'aun membunuh Masyithah karena diketahui beriman kepada kenabian Musa.

Saat Fir'aun menyiksa Masyithah, Asiah berdiri memperhatikan dari pojok istana. Dengan jelas, ia melihat para malaikat naik ke langit membawa ruh Masyithah. Tatkala Allah menghendaki kebaikan istri Hizqil itu, Asiah bertambah yakin, ikhlas, dan iman.

Baca Juga

Saat Asiah memperhatikan Masyithah, Fir'aun datang menyampaikan apa yang telah dirinya lakukan kepada istri Hizqil tersebut. Kekesalan Asiah pun tak lagi terbendung. Dengan lantang ia pun berkata kepada suaminya, "Celakalah engkau, hai Fir'aun. Alangkah beraninya engkau kepada Allah." Mendengar hal itu, Fir'aun marah, lalu membentak, "Sepertinya, engkau sudah gila dipinjami kegilaan kawanmu, Musa itu." Asiah menjawab, "Aku tidak mewarisi kegilaan, tetapi beriman kepada Allah, tuhanku, tuhanmu, dan tuhan seluruh alam."

Kemudian, Fir'aun memanggil ibunda dari Asiah dan menyampaikan kepadanya, "Sungguh, putrimu itu sudah gila. Aku tawarkan, apakah dia akan memilih kematian atau ingkar kepada tuhan Musa." Setelah beranjak dari hadapan Fir'aun, ibunda Asi ah meminta agar Asiah turut kepada kehendaknya. Namun, Asiah menolak, "Aku tidak akan kufur kepada Allah. Tidak. Demi Allah, aku tidak akan melakukan itu selamanya."

Mendengar demikian, Fir'aun naik pitam. Ia juga mengancam akan menyiksa dan membunuh Asiah jika tetap dengan keimanannya. Rupanya wanita yang satu ini memilih tetap dengan pen diriannya. Akhirnya, Fir'aun memerintah untuk membuat empat tiang pancang dan meletakkan sebuah batu besar di atas tubuhnya. Asiah memilih berada dalam penyiksaan, hingga diri berpisah dengan dunia.

Di tengah-tengah penderitaannya, Musa melintas kepadanya. Ia kemudian mengadu kepadanya. Musa pun berdoa agar Allah meringankan penderitaan yang dialaminya. Berkat doa Musa, Asiah tak merasakan rasa sakit sedikit pun.

Pada saat yang sama, Asiah pun berdoa kepada Allah, sebagaimana dilansir dalam Alquran, "Ya Rabbku, bangunkanlah untuk ku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim" (al-Tahrim [66]: 11).

Kemudian, Allah mewahyukan kepadanya, "Angkatlah kepalamu dan lihatlah!" Asiah pun mengangkat kepala. Ternyata, sebuah rumah di surga yang terbuat dari permata sudah dibangunkan untuknya. Ia pun tersenyum. Tak lama, Asiah pun mengembuskan napas terakhirnya." Melihat Asiah tersenyum, Fir'aun justru mengejeknya, "Lihatlah kegilaan wanita itu. Dia tertawa dalam penderitaan." 

Dikisahkan pula bahwa para algojo Fir'aun menyiksa Asiah di bawah terik matahari. Hebatnya, setelah mereka pergi, para malaikat segera menaungi tubuh Asiah, bahkan memperlihatkan rumahnya di surga." Habis

Baca juga: Pengasuh Nabi Musa: Asiah binti Muzahim (4)

sumber : Ensiklopedia Wanita Al-Qur'an oleh Imad al-Hilali terbitan Qaf Media Kreativa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement