Rabu 08 Sep 2021 05:25 WIB

Kontroversi Fatwa Mesir Izinkan Rekonstruksi Selaput Dara

Gadis yang ketahuan tidak perawan saat menikah harus menanggung stigma.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Kontroversi Fatwa Mesir Izinkan Rekonstruksi Selaput Dara
Foto:

Meskipun operasi rekonstruksi selaput dara tidak dilarang di Mesir, dokter yang melakukan prosedur di klinik swasta melakukannya secara rahasia karena stigma sosial terkait dengan hilangnya keperawanan sebelum menikah.

Seorang gadis, yang melakukan operasi sebelum pernikahannya karena takut calon suaminya mengetahui dia tidak perawan ketika menikahinya, mengatakan kepada Al-Monitor dengan syarat anonim dia diserang secara seksual oleh dokter yang melakukan operasi. "Saya menderita penghinaan dan rasa tidak hormat di tangannya. Dia memperlakukan saya seolah-olah saya pelacur," katanya.

Begitu besar tekanan pada gadis-gadis untuk menjaga selaput dara mereka tetap utuh sampai malam pernikahan, bahkan beberapa orang menahan diri tidak naik sepeda atau kuda karena takut hal itu secara tidak sengaja menyebabkan mereka kehilangan keperawanan. Di beberapa desa konservatif Mesir Hulu, tidak jarang ibu dan ibu mertua pengantin wanita menunggu di luar pintu kamar tidur pada malam pernikahan sampai pengantin pria dengan penuh kemenangan menunjukkan kepada mereka sapu tangan atau seprai bernoda darah sebagai bukti keperawanan.

Kain berlumuran darah tersebut kemudian dipamerkan di hadapan para tamu pernikahan yang merayakan, seringkali dengan melepaskan tembakan ke udara. Jika pengantin wanita tidak berdarah, dia membawa aib bagi keluarganya. 

Tidak adanya darah juga dapat mengakibatkan pengantin pria menceraikan istrinya pada malam pernikahannya. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, pengantin wanita yang tidak berdarah dipukuli atau bahkan dibunuh oleh pengantin pria, ayahnya sendiri, atau kerabat laki-laki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement