Sabtu 04 Sep 2021 17:10 WIB

Fakta-Fakta Seputar Imam Bukhari 'Sang Penjaga' Hadits Nabi

Imam Bukhari mempunyai banyak sisi keteladanan yang menarik

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Bukhari mempunyai banyak sisi keteladanan yang menarik. Ilustrasi Ahli Hadits
Foto:

Al Hussein bin Muhammad As Samarqandi pernah mengatakan tiga kelebihan Imam Bukhari yang jarang dimiliki manusia lain. 

“Muhammad bin Ismail dibedakan oleh tiga sifat, bersama dengan sifat-sifat terpuji dalam dirinya yaitu dia sedikit  bicara, dia tidak tamak pada apa yang dimiliki orang, dan dia tidak sibuk dengan urusan seperti orang lainnya. Semua aktivitasnya adalah untuk ilmu,” jelasnya. 

Karya Imam Bukhari 

Karya Bukhari ada banyak, tetapi yang paling menonjol di antaranya adalah kitab Shahih Al-Bukhari, yang merupakan kitab Al Bukhari yang paling terkenal. 

Dia melakukan upaya luar biasa, dan bergerak dalam komposisi, koleksi, pengaturan dan klasifikasi selama enam belas tahun, yang merupakan durasi perjalanan sulitnya dalam mencari hadits. 

Al Bukhari menyebutkan alasan yang membuatnya bangkit untuk pekerjaan ini, dengan mengatakan, "Saya bersama Ishaq bin Rahwayh, dan dia berkata, “Jika Anda telah menyusun sebuah buku pendek sahih sunnah Rasulullah SAW. Ini jatuh ke dalam hati saya, jadi saya mulai mengumpulkan (Jami’ As-Shahih)." 

Jumlah hadits dalam buku ini adalah 7275, yang dia pilih dari antara enam ratus ribu hadits di bawah kendalinya. Karena dia teliti dalam menerima riwayat, dan dia menetapkan syarat-syarat khusus pada perawi perawi hadits, yaitu bahwa dia harus sezaman dengan orang yang meriwayatkan darinya. 

Dan bahwa dia harus mendengar hadits darinya, termasuk juga menetapkan melihat dan mendengar bersama, ini selain amanah, keadilan, penguasaan, kesempurnaan, ilmu dan ketakwaan. 

Al Bukhari tidak memasukkan hadits dalam kitabnya kecuali bahwa dia mandi sebelum itu dan shalat dua rakaat.  

Al Bukhari mulai menulis bukunya di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dan dia tidak terburu-buru untuk membagikannya kepada orang-orang setelah dia menyelesaikannya, tetapi dia mempertimbangkannya lagi dan lagi, dan berjanji untuk meninjau dan merevisinya. Oleh karena itu, dia mengklasifikasikannya tiga kali sampai seperti yang bisa dilihat saat ini.

Meninggalnya Imam Bukhari 

Imam Al Bukhari meninggal 256 Hijriyah, bertepatan dengan 1 September 870 Masehi dan berusia 62 tahun. Dia diselubungi tiga pakaian putih, baik kemeja maupun sorban, sesuai dengan apa yang dia sarankan. Ketika dia dikuburkan, menguap dari kuburnya aroma wangi yang semerbak dari makamnya.

 

 

Sumber: elbalad  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement