REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prof Quraish Shihab mengatakan, orang-orang yang ciri-cirinya dibicarakan di atas, bukan berarti mereka berpangku tangan tanpa upaya. Mereka berupaya. Upaya tersebut diftamai oleh Alquran.
"Sa‘i yang arti harfiahnya adalah usaha," tulis Prof Quraish Shihab dalam tafsirnya Al Misbah.
Sementara syariahnya pada ibadah haji dan umroh adalah berbolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukti Shafa dan Marwah demi melaksanakan perintah Allah. Sedang penerapan sa‘i dalam kehidupan sehari-hari adalah usaha sungguh-sungguh mencari sumber kehidupan dengan memulainya dari shafayang berarti kesucian dan berakhir di Marwah yang berarti kepuasan hati.
"Inilah agaknya yang menghubungkan ayat yang berbicara tentang kesabaran dengan ayat 158 yang berbicara tentang Sa‘i," katanya.
Di samping itu Sa‘i dalam berbagai maknanya itu memerlukan kesabaran. Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi'ar Allah. Shafa dan Marwah adalah dua bukit yang tadinya berada sekitar 300 meter dari Masjid al-Haram.
Kini setelah perluasan Mesjid al-Haram, ia telah merupakan bagian dari mesjid tersebut. Shafa dan Marwah termasuk syiar Allah. Kata syi'ar seakar dengan kata syu‘ur yang berarti rasa. Syi'ar adalah tanda-tanda agama dan ibadah yang ditetapkan Allah.
"Tanda-tanda itu dinamai syi'ar karena ia seharusnya menghasilkan rasa hormat dan agung kepada Allah swt," katanya.