REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berderma atau memberikan sesuatu kepada fakir miskin dan sebagainya adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Orang yang berderma digambarkan Alquran sebagai pemilik kebun yang subur dan menghasilkan buah-buahan dua kali lipat.
Namun, bila berderma dalam hal ini berinfak atau sedekah dilakukan dengan tidak ikhlas, riya, bangga, dan menyakiti perasaan si penerima infak, Alquran menggambarkan bagai pemilik kebun yang kebunnya terbakar api. Hal ini dijelaskan Surah Al-Baqarah Ayat 266.
اَيَوَدُّ اَحَدُكُمْ اَنْ تَكُوْنَ لَهٗ جَنَّةٌ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ لَهٗ فِيْهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۙ وَاَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهٗ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاۤءُۚ فَاَصَابَهَآ اِعْصَارٌ فِيْهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَ ࣖ
Adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, di sana dia memiliki segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tuanya sedang dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Lalu kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakar. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkannya. (QS Al-Baqarah: 266)
Tafsir Ringkas Kementerian Agama menerangkan, dalam ayat ini sekali lagi Allah memberikan perumpamaan tentang orang yang tidak ikhlas dalam berderma. Ayat ini dimulai dengan sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada siapa pun, adakah salah seorang di antara kamu yang ingin memiliki kebun yang terdapat di dalamnya pohon kurma dan pohon anggur yang mengalir di bawah pohon-pohonnya sungai-sungai, yakni memiliki sumber air yang cukup. Bahkan di sana dia memiliki segala macam buah-buahan.
Kemudian datanglah masa tuanya sehingga dia tidak bisa lagi bekerja di kebun tersebut dan hanya bisa mengandalkan hasil kebun. Sedangkan dia memiliki keturunan yang masih kecil-kecil yang belum bisa bekerja dan masih membutuhkan hasil dari kebun tersebut.
Lalu, dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, sehingga terbakarlah kebun tersebut dan menghanguskan semua pohon yang ada. Begitulah perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya karena riya, membangga-banggakan pemberiannya kepada orang lain dan menyakiti hati orang yang diberi.
Nanti di akhirat saat dia sangat membutuhkan ganjaran amal tersebut, dia tidak menjumpainya. Amal perbuatannya hangus dan punah karena niat yang tidak ikhlas dan sikap yang menyakiti orang lain. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepad kamu agar kamu memikirkannya, sehingga kamu berupaya untuk ikhlas dalam berinfak. Sifat riya merusak pahala amal seseorang seperti halnya kebakaran menghanguskan kebun.