Rabu 01 Sep 2021 08:24 WIB

Benarkah Adzan di Indonesia tidak Ikut Mazhab Imam Syafii?

Ada banyak pendapat dari Mazhab Syafii terkait dengan adzan.

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

Al Qadhi Husein berkata, “Imam al Baihaqi menukil dari Imam Syafii bahwa jika seseorang meninggalkan tarji’ maka adzannya tidak sah.” Perhatikan bagaimana beliau mengomentari hal ini: 

وَالْمَذْهَبُ الْأَوَّلُ لِأَنَّهُ جَاءَتْ أَحَادِيثُ كَثِيرَةٌ بِحَذْفِهِ مِنْهَا حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ الَّذِي قَدَّمْنَاهُ فِي أَوَّلِ الْبَابِ وَلَوْ كَانَ رُكْنًا لَمْ يُتْرَكْ وَلِأَنَّهُ لَيْسَ فِي حَذْفِهِ إخْلَالٌ ظَاهِرٌ بِخِلَافِ بَاقِي الْكَلِمَاتِ

“Yang jadi pegangan dalam mazhab adalah yang pertama (bahwa tarji’ itu hukumnya sunnah) karena ada banyak hadits yang tidak mencantumkan tarji’, diantaranya hadits Abdullah bin Zaid yang telah kita kemukakan di awal bab. Kalau tarji’ itu adalah rukun tentu tidak akan pernah ditinggalkan sama sekali. Di samping itu juga, menghilangkan tarji’ ini tidak terlalu berpengaruh, berbeda dengan kalimat-kalimat yang lain.”  

Bukan hanya masalah tarji’, dalam masalah tatswib juga terdapat perbedaan pendapat di kalangan Syafiiyyah. Tatswib artinya membaca الصَّلاةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ setelah kalimat حَيَّ عَلَى اْلفَلاَحِ .

Imam Syafii memakruhkan membaca kalimat ini dalam adzan subuh. Tapi pendapat yang lebih kuat dalam Mazhab Syafiiyyah, hal ini adalah sunnah. Imam Al Baghawi, salah seorang ulama Syafiiyyah menulis : 

والتثويب سنَّة في أذان الصُّبح؛ وهو أن يقول بعد الفراغ من الحيعلتين: الصَّلاةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ مرتين.

وكرهه في الجديد؛ لأن أبا محذورة لم يحكه. فمن أصحابنا من جعله على قولين. والصحيح: أنه سنةٌ قولاً واحداً. روي ذلك عن عمر، وابن عمر، وبه قال ابن المبارك، وأحمد. والشافعي إنما كرهه في الجديد؛ لأنه لم يبلغه عن أبي محذورة، وقد ثبت عن أبي محذورة؛ أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال له: "فإن كان صلاة الصُّبح، قلت: الصلاة خيرٌ من النوم، الصلاة خير من النوم، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله".

“Tatswib itu sunnah dalam adzan subuh, yaitu membaca الصَّلاةُ خَيْرٌ مِّنَ النَّوْمِ dua kali setelah hay’alatain. Imam Syafii memakruhkan ini dalam qaul jadid, karena Abu Mahdzurah tidak ada menyebutkan lafaz ini. Sebagian ulama Syafiiyyah ada yang menjadikan hal ini dua pendapatnya. Tapi yang benar adalah tatswib tetap sunnah. Ini sudah disepakati. Ini diriwayatkan dari Umar dan Ibnu Umar. 

Ini juga pendapat Ibnu al-Mubarak dan Ahmad. Imam Syafii memakruhkannya dalam qaul jadid-nya karena hadits Abu Mahdzurah (mengenai lafaz ini) tidak sampai kepadanya. Padahal ada hadits yang kuat dari Abu Mahdzurah, Rasulullah Saw bersabda padanya: “Kalau (adzan) shalat subuh ucapkanlah: الصلاة خيرٌ من النوم، الصلاة خير من النوم، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله.”  

Di bagian akhir penjelasan, sang ustadz melantukan lafaz adzan Abu Mahdzurah. Entah khilaf atau memang demikian yang beliau tahu, adzan Abu Mahdzurah yang ia lantunkan berbeda dengan adzan Abu Mahdzurah yang ada di berbagai riwayat dan yang juga digunakan banyak muazin bermazhab Syafiiyyah. 

Dalam lantunan sang ustadz, kalimat takbir di awal adzan dibacanya sebanyak 8 (delapan) kali. Sementara dalam riwayat yang sahih, dalam adzan Abu Mahdzurah, takbir di awal hanya empat kali (dalam riwayat Abu Dawud) atau dua kali (dalam riwayat Muslim). 

 

Adapun yang sampai delapan kali seperti yang dilantunkan sang ustadz, bukanlah adzan Abu Mahdzurah (أبو محذورة), melainkan adzan Mahdhur (محظور) .  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement