Selasa 31 Aug 2021 14:55 WIB

Standard Chartered Berdayakan Perempuan Pelaku UMKM

Program ini dirancang khusus untuk pengusaha dengan literasi digital rendah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi perempuan pelaku UMKM. Standard Chartered, YCAB Foundation dan YBI meluncurkan program pemulihan ekonomi bagi perempuan pelaku UMKM yang terdampak pandemi.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Ilustrasi perempuan pelaku UMKM. Standard Chartered, YCAB Foundation dan YBI meluncurkan program pemulihan ekonomi bagi perempuan pelaku UMKM yang terdampak pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Standard Chartered, YCAB Foundation dan YBI meluncurkan program pemulihan ekonomi bagi perempuan pelaku UMKM yang terdampak pandemi.

Menurut Head of Corporate Affairs, Brand & Marketing Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei, the Philippines), Standard Chartered, Diana Mudadalam, dengan mengintegrasikan aspek digital, program ini menargetkan 10 ribu calon pengusaha dan pengusaha muda perempuan, di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Baca Juga

"Program ini dibuat, untuk mendukung kaum muda, khususnya perempuan pengusaha UMKM, agar pulih dari dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19," ujar Diana saat konferensi pers virtual, Selasa (31/8).

Diana menjelaskan, program ini adalah bagian dari Futuremakers yang merupakan inisiatif global Standard Chartered untuk mengatasi kesenjangan dengan menggalakkan inklusi ekonomi bagi kaum muda. Termasuk mereka yang terdampak oleh Covid-19, di negara-negara tempat Standard Chartered beroperasi. Program ini, didukung oleh YCAB Foundation dan Youth Business International (YBI).

Covid-19 Economic Recovery Programme, kata Diana, bertujuan untuk mendukung kaum muda berusia 18-35 tahun yang berjuang untuk mencari pekerjaan atau memulai bisnis di lingkungan ekonomi yang menantang saat ini. Dengan metodologi terkini, program ini mengintegrasikan elemen digital melalui pengembangan sistem pembelajaran pendidikan yang memiliki fitur Chatbot dengan Learning Management System (LMS) dan Helpline yang tertanam di dalamnya.

"Program ini pun dirancang khusus untuk melayani pengusaha dengan literasi digital rendah, alat digital ini memanfaatkan platform WhatsApp untuk alasan kebiasaan dan kemudahan penggunaan," kata Diana.

Selain itu, kata dia, modul baru yang melengkapi pelatihan literasi keuangan dasar juga dapat diakses, yang mencakup informasi terkait Covid-19 (protokol kesehatan & pembaruan vaksinasi), manajemen stres, dan pelatihan tentang cara mengubah bisnis mereka. Selain dukungan teknologi, kata dia, pelatihan literasi keuangan serta akses ke dukungan permodalan dan sesi pendampingan kelompok.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement