REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Salah satu alat dan gaya yang digunakan oleh Alquran untuk menyampaikan pesannya adalah narasi (qasas). Hal ini ada dalam Alquran dalam bentuk yang berbeda dan untuk tujuan yang berbeda.
Dilansir di About Islam, Selasa (31/8), Alquran banyak menceritakan kisah-kisah terkait bangsa-bangsa sebelumnya, kisah para nabi, deskripsi peristiwa tertentu, dan sebagainya. Secara keseluruhan, tujuannya jelas sebagai pembelajaran, kabar gembira bagi orang-orang yang beriman, pengingat, serta pemberi peringatan.
Dalam semua kisah Alquran, ada pelajaran yang bisa diambil manusia, bukan hanya narasi atau dongeng belaka. Allah SWT berfirman dalam Yusuf ayat 111, "Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Alquran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman'.
Salah satu yang digambarkan dalam Alquran adalah kisah Musa dan Al Khidir. Menurut Al Mawdudi, dalam komentarnya yang indah tentang Alquran, kisah tersebut mengirimkan pesan kepada manusia untuk memiliki keyakinan penuh pada kebijaksanaan dari apa yang terjadi di Pabrik Ilahi, sesuai dengan kehendak Allah SWT.
Selain itu, cerita ini juga mencerminkan pelajaran hidup yang sebenarnya bagi orang-orang. Kisah tersebut mengajarkan untuk memiliki visi yang benar dan berusaha untuk mencapai tujuan dengan tekad dan keberanian.
Hal ini tercermin dalam surah Al Kahfi ayat 60, "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, 'Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun.'"
Dalam ayat ini, Nabi Musa menunjukkan tekad yang teguh dalam perjalanannya mencapai tujuan akhir. Dia menjelaskan tidak ada yang bisa menghentikannya untuk mencapai tujuannya, bahkan jika itu mengharuskan dia melakukan perjalanan selama berabad-abad.
Selama perjalanan naas ini, ada satu hal yang jelas terpatri dalam pikirannya, yaitu, selama dia ikhlas karena Allah SWT, kesuksesan adalah miliknya. Hal ini menunjukkan, memiliki tekad adalah satu hal, tetapi menggabungkannya dengan keikhlasan karena Allah SWT adalah hal lain. Keduanya sangat penting dalam usaha setiap orang dalam hidup.
Juga, manusia tidak boleh melupakan bekal yang diperlukan sebagai bahan penting dalam setiap perjalanan hidup, seperti halnya dalam cerita ini.
Sebuah rencana ada kemungkin gagal karena logistik yang buruk. Hal ini adalah poin penting yang memberi pelajaran, apa pun yang Anda inginkan maka harus dipersiapkan. Tidak hanya itu, Anda juga harus mengilhami diri dengan tekad yang kuat, ditambah dengan keikhlasan karena Allah SWT.
Semua ini akan membantu setiap manusia berlayar, bahkan di tengah lautan kehidupan yang bergejolak. Jika mengalami kendala atau penurunan tekad, maka ungat-ingatlah kata Musa dalam surah Al Kahfi ayat 60 tadi.