Sebab menurutnya, sudah menjadi ketentuan Allah bahwa manusia menjadi ada di muka bumi dan begitu pun rencana Allah yang memungkinkan makhluk-Nya untuk melanjutkan jauh melampaui apa yang dikenal sebagai kematian, kematian sementara di dunia ini. Karena setelah kematian, ada kehidupan yang abadi di akhirat kelak. Karena itu, Mufti Menk mengingatkan agar seorang Muslim tetap tabah ketika kehilangan buah hati atau orang yang dicintai.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, kita semua adalah milik Allah, dan kepada Allah-lah tempat kembali terakhir kita, masing-masing dari kita, kita diizinkan mengatakan anakku, padahal itu diberikan oleh Allah, milik Allah," ujarnya.
Mufti Menk mengingatkan akan tanggung jawab orang tua yang diberi amanah oleh Allah atas kelahiran seorang anak. Ia mengatakan Allah yang memutuskan untuk memberi seseorang hak asuh sementara atas anak tersebut. Karena itulah, orang tua hendaknya memenuhi haknya, hak yang Allah taruh di pundaknya tentang anak itu dengan cara memenuhi hak anak.
Namun, ingat pula, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas kepercayaan yang telah diberikannya kepada orang tua tersebut. Allah telah mempercayakan seseorang dengan anak tersebut untuk jangka waktu tertentu. Karena itulah, Allah kelak akan bertanya apa yang orang tua lakukan, apakah mereka menjalankan kewajiban seperti yang Allah perintahkan.
"Ini adalah pelajaran yang sangat penting. Jadi lewati ujian Anda tentang anak-anak, tentang orang yang Anda cintai. Dan ketika Anda kehilangan mereka, katakan pada diri sendiri bahwa mereka tidak akan pernah sepenuhnya menjadi milik Anda. Mereka adalah milik Allah, mereka hanya kembali ke pemiliknya, pemilik sejati mereka, kepada siapa kita semua akan kembali," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
