REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara kewajiban umat Islam dalam berinteraksi dengan Alquran adalah mentadaburinya. Kewajiban ini Allah SWT tegaskan dalam firmannya surah Shad ayat 29.
{كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."
Ustadz Rafiq Jauhary menegaskan tadabur adalah istilah dalam bahasa Arab yang berasal dari kata dabara, artinya adalah belakang. Dalam kegiatan dengan Alquran tadabur diartikan sebagai sebuah aktivitas dalam hal mendalami makna Alquran dan menggali hikmah di belakang ayat-ayat Alquran.
Dalam memudahkan cara berinterasi dengan ayat-ayat Alquran setidaknya kita dapat membaginya dalam tiga kategori. Pertama, ayat Alquran yang menjelaskan tentang hukum. Kedua, ayat Alquran yang menceritakan kisah umat terdahulu. Ketiga, ayat Alquran yang menjelaskan kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang.
"Ayat Alquran yang menjelaskan tentang suatu hukum, baik berupa perintah wajib, larangan haram, anjuran sunnah, maupun makruh," kata Ustadz Rafiq Jauhary saat menyampaikan tausiyah subuhnya, Rabu (25/8).
Maka kata Rafiq alumni Darul Hadits Al-Ghomidy, Awaly, Makkah Al-Mukarromah ini menyarankan langkah awal dalam mentadaburinya adalah dengan melakukan evaluasi dalam diri kita. Apakah perintah berupa kewajiban yang terkandung dalam suatu ayat telah kita jalankan? Apakah larangan berupa keharaman telah kita tinggalkan, dan seterusnya.
Kemudian ketika kita menjumpai ayat Alquran yang menjelaskan tentang kisah umat terdahulu. Maka cara mentadaburinya adalah dengan memetik hikmah dari setiap peristiwa. Tujuannya agar kita dapat terhindar dari kesalahan umat terdahulu, sekaligus mengambil pelajaran kebaikan dari kesuksesan mereka.
Selanjutnya, ketika kita menjumpai ayat Alquran yang menjelaskan tentang kejadian yang akan terjadi di masa yang akan datang. Maka, cara mentadaburinya adalah dengan mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Karena segala yang disampaikan dalam Alquran adalah kebenaran, tidak hanya tentang kisah terdahulu, namun juga berita di masa yang akan datang.