Selasa 24 Aug 2021 01:01 WIB

Pentingnya Kesehatan Jamaah Haji

Kesehatan Jamaah Haji Menjadi Unsur Penting Ibadah di Baitullah

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Pentingnya Kesehatan Jamaah Haji. Foto: Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Pentingnya Kesehatan Jamaah Haji. Foto: Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kesehatan menjadi unsur penting yang harus dimiliki jamaah haji selain kemampuan ekonominya yang memadai. Jamaah haji meskipun punya finansial yang cukup, jika tidak sehat dia tidak akan diberangkatkan ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji.

"Tidak jarang, penyakit akan menghalanginya untuk menunaikan ibadah haji, menjalankan puasa Ramadan, dan menunaikan puasa kafarat," tulis Dr dr Muhammad Washfi dalam bukunya Menguak Rahasia Ilmu Kedokteran dalam Alquran.

Baca Juga

dr Muhammad memastikan, orang yang sedang sakit tidak punya kesempatan untuk jihad dijalan Allah demi membela negara dan agamanya. Dan penyakit akan membuatnya tidak bisa mencari rezeki, berdiri tegak dalam kompetisi kehidupan dan melaksanakan kewajiban kemanusiaannya sebagai warga masyarakat.

Lebih jauh lagi, kadangkala penyakit dapat membuatnya tidak bisa berdiri ruku dan sujud dalam salatnya. Di samping itu ia pun berubah menjadi orang yang punya kehendak yang lemah, anggota tubuh yang loyo, pikiran yang kacau tempramen yang keras.

"Sementara orang-orang di sekitarnya pun tidak bisa memperoleh manfaat dari nya sebesar manfaat yang bisa diperoleh dari orang-orang yang sehat dan kuat," katanya.

Sebagai umat Islam tentu kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana Allah SWT memuji kekuatan badan dalam Firman-Nya surat al-Qashash ayat 26. Ayat ini menceritakan tentang Musa lewat lidah putri tertua Madyan Nabi Syu'aib.

"Ya Bapak ku ambilah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja pada kita ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya"

Dalam ayat ini Allah telah menghimpun kesehatan tubuh dan kebersihan ruh, dan menjadikan sebaik-baik sifat yang wajib dimiliki oleh seseorang. Lihat pula bagaimana Nabi Ayub as lari dari penyakit kepada Tuhannya. Kisah ini diabadikan oleh Allah SWT dalam surat Al Anbiya ayat 83-84

Ayat 83 yang artinya:

"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."

Ayat 84 yang artinya.

"Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah."

Menurutnya kalau saja Ayub bisa beribadah dengan sempurna ketika sakit, tentu beliau tidak akan bersegera menghadap Tuhannya untuk mengadukan musibahnya dan berdoa kepadanya agar dia menghilangkan penyakitnya. Juga, semua ahli ibadah meminta kepada Allah kesehatan jiwa dan ruh agar bisa seperti Thalut yang telah diceritakan Allah kepada Bani Israil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement