Dia mengutarakan: "Fulan telah meriwayatkan hadits kepadaku dalam perjalanan kedua dan ketiga ...," dengan tujuan mengumumkan kepada orang-orang ihwal kadar keletihannya di dalam mencari hadits. Akibatnya, dia tidak diberkahi dan meninggal dalam pencariannya.
Ibnul Jauzi rahimahullah menyatakan, Semua itu jauh dari keikhlasan. Tujuan mereka hanya mencari kehormatan dan kebanggaan pribadi.
Maka itu, mereka mengikuti hadits yang syadz (janggal) serta gharib (asing). Bisa saja seseorang dari mereka mendapat penggalan hadits yang didengar oleh saudaranya sesama Muslim, namun menyembunyikan penggalan hadits ini supaya hanya dia yang diketahui telah meriwayatkannya.
Tapi bisa jadi dia meninggal lebih dulu sebelum sempat meriwayatkannya sehingga dia telah luput dari dua orang. Mungkin juga salah seorang dari mereka pergi berguru kepada syaikh yang nama awalnya berabjad 'qaf' atau 'kaf', agar orang itu ditulis di deretan nama guru-gurunya.