REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Nabi Musa dan kaumnya tengah diburu oleh Fir'aun dan tentaranya, dalam pelarian itu nabi Musa menyeru pada kaumnya yakni bani Israil untuk bertawakal pada Allah. Bani Israil pun lantas memanjatkan doa kepada Allah agar diselamatkan dari kejaran Fir'aun. Seruan nabi Musa untuk bertawakal dan doa bani Israil itu pun dikisahkan dalam Alquran pada surat Yunus ayat 84-86.
وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ
Artinya: Nabi Musa berkata "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri," (Surat Yunus ayat 84).
Pakar tafsir Alquran yang juga pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran (PSQ), ustaz Syahrullah Iskandar menerangkan ayat tersebut menggambarkan terjadinya dialog antara nabi Musa dan bani Israil ketika diburu oleh Fir'aun. Nabi Musa menyeru agar kaumnya bertawakal. Menurut ustaz Syahrullah dari ayat di atas dipahami bahwa ada dua syarat bertawakal, yaitu beriman kepada Allah dan tergolong muslimin atau berserah diri.
Para mufasir berbeda pendapat terkait syarat yang mana terlebih dulu lebih pantas dikedepankan. Namun demikian penyusun kitab Min Wahyil Quran yaitu Syekh Yasin Muhammad Yahya berpendapat redaksi inkuntum muslimin dalam ayat tersebut itu bermakna penyerahan diri segalanya pada allah dan itu merupakan tingkatan lebih tinggi dari iman.
"Pada ayat ini nabi Musa memerintahkan pada kaumnya untuk bertawakal. Dimana redaksinya ada pengkhususan maka dikatakan hanya kepada Allah. Jadi bahwa tidak ada tawakal kecuali pada Allah," kata ustaz Syahrullah dalam kajian virtual Bayt Al Quran beberapa waktu lalu.
Ustaz Syahrullah yang juga menjabat anggota komisi dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat menerangkan ketika seseorang bertawakal maka harus diawali dengan keyakinan kepada Allah. Yakni bahwa meyakini hanya Allah yang mampu menyelesaikan segala sesuatu, Allah Yang Menguasai segala sesuatu, Allah Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Selain bertawakal harus diawali dengan ikhtiar. Karena itu tidak ada tawakal sebelum beriktiar.
Setelah seruan nabi Musa untuk bertawakal, bani Israil kemudian berdoa. Ada dua doa yang dipanjatkan.
فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya: Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim. (Surat Yunus ayat 85)
Ustaz Syahrullah yang juga dosen studi Al Quran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan pada ayat itu kaum bani Israil memohon pada Allah agar jangan sampai menjadi sasaran fitnah kaum yang zalim. Maksudnya agar jangan sampai Fir'aun dan tentaranya yang zalim itu mempunyai kesempatan berbuat keburukan kepada kaum nabi Musa. Setelah itu, bani Israil meneruskan doanya.
وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya : dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir (surat Yunus ayat 86).
Ustaz Syahrullah menjelaskan dalam ayat itu menggambarkan bahwa bani Israil mengharapkan rahmat Allah. Sebab hanya dengan rahmat Allah lah mereka dapst bisa selamat dari kejaran Fir'aun dan tentaranya yang kafir.
"Allah memperkenankan doa-doa mereka (bani Israil). Kemudian Allah menyelamatkan nabi Musa dan pengikutnya dan menenggelamkan Fir'aun dan kaumnya (tentaranya)," kata ustaz Syahrullah.