Senin 09 Aug 2021 06:41 WIB

Surat Al Insyirah Ayat 7, Pentingnya Seimbang Dunia Akhirat

Surat Al Insyirah mempunyai kandungan pesan agung untuk umat Islam

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Surat Al Insyirah mempunyai kandungan pesan agung untuk umat Islam.
Foto:

Sehingga yang menakjubkan bukanlah seseorang yang terus-menerus di masjid berdiam diri berdzikir terus-menerus, tetapi yang menakjubkan adalah seseorang yang berdagang atau bekerja, kemudian setelah tiba waktu sholat dia tinggalkan dagangannya tersebut lalu segera menegakkan sholat dan berkonsentrasi terhadap ibadahnya. Allah memuji orang-orang yang seperti ini. Allah berfirman: 

 رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ

“Orang yang tidak dilalaikan perdaganganmu dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang. (hari kiamat).” (QS An Nur 37) 

 Bukan pula seseorang yang terlalu berkonsentrasi dengan dunianya lalu melupakan akhiratnya. Allah berfirman: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS Al Munafiqun 9) 

Oleh karena itu, sebagaimana seseorang itu serius dengan dunianya, maka dia juga harus serius ketika beribadah kepada Allah. Berangkat dari hal tersebut, Al-Hafizh Ibnu Katsir menyebutkan tentang riwayat-riwayat yang melarang seseorang yang sedang beribadah kemudian pikirannya terlalaikan dari Allah. Di antaranya, beliau menyebutkan dalil tentang larangan sholat ketika makanan sudah dihidangkan. Nabi Muhammad SAW bersabda: 

لَا صَلَاةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلَا هُوَ يُدَافِعُهُ الْأَخْبَثَانِ  “Tidak ada sholat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada sholat bagi yang menahan (kencing atau buang air besar).” (HR Muslim no 560) 

Sehingga jika telah tiba waktu sholat namun dia benar-benar dalam kondisi kelaparan, sementara itu makanan telah dihidangkan, maka hendaknya dia terlebih dahulu makan agar ketika sholat nanti pikirannya tidak terfokus dengan rasa lapar dan makanan yang telah dihidangkan tersebut. 

 

Hal ini semakna dengan seseorang yang menahan kentutnya atau buang air ketika sholat, hendaknya dia mengeluarkannya terlebih dahulu sebelum sholat dilaksanakan.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement