REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Syafi'i merupakan peletak dasar mazhab fikih Syafii, salah satu dari empat mazhab yang dianut kalangan ahlus sunnah wa al-jama'ah (Aswaja). Nasihat yang disampaikan Imam Syafi’at begitu mencerahkan kehidupan umat Islam di dunia.
Salah satu nasihat Imam Syafi’i adalah tentang sikap qanaah, yaitu selalu merasa cukup atas segala nikmat yang telah diberikan dan selalu ridho atas hasil yang telah didapatkan. Dalam buku berjudul Mauzhat terbitan Rene Islam, Imam Syafi’i berkata:
فصرت بأذيالها ممتسك رأيت القنا عة رأس الغنى
ولاذا يراني به منهمك يراني على بابه فلاذا
أمر على الناس شبه الملك بلا درهم فصرت غنيا
“Menurutku, qanaah (selalu merasa cukup) adalah kekayaan besar. Karena itu, aku mempertahankannya. Namun, bukan berarti aku hanya berpangku tangan dan tidak berusaha sama sekali. Maka akupun menjadi orang kaya tanpa uang yang berjalan di depan orang-orang bak raja.”
Dalam nasihatnya tersebut, Imam Syafi’i menunjukkan bahwa sikap qanaah akan membuat seseorang tetap kaya, meskipun tidak memiliki uang sekalipun. Namun, menurut Imam Syafi’i, sikap qanaah tersebut bukan berarti tidak berusaha sama sekali.
Umat Islam memang dianjurkan untuk selalu merasa cukup atas segala sesuatu yang telah Allah Swt berikan. Orang yang qana’ah, menurut al-Jahizh, selalu merasa berkecukupan, tidak merasa kurang dengan terus mengeluh, dan tidak juga serakah dalam meraih kekayaan.
"Jika engkau mempunyai hati yang qana’ah, maka engkau dan pemilik dunia ini sama saja." Perkataan Imam Syafi’i ini senada dengan wasiat Ali bin Abi Thalib, "Qana’ah itu merupakan kekayaan yang tidak pernah sirna."