Oleh : Direktur Aswaja Center PWNU Jawa Timur, KH Ma'ruf Khozin
REPUBLIKA.CO.ID, — Tiap saya memberi pelatihan perawatan jenazah di Kota Surabaya selalu saya ingatkan kepada para Modin (pemimpin agama di level dusun) agar mengajak keluarga almarhum saat memandikan, mengafani hingga menguburkan, kecuali jika keluarga tersebut tidak ada yang bisa sama sekali.
Pengecualian juga bila jenazah mengidap penyakit menular, maka hendaknya ditangani oleh petugas dan ada keluarga yang ikut serta agar tidak salah paham.
Saat umi saya wafatpun, Alhamdulillah, anak-anaknya dan menantunya yang memulasari jenazahnya. Termasuk saat memasukkan ke liang lahat, di bawah ada saya, kakak, dan adik saya.
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﺳﻌﻴﺪ اﻟﺨﺪﺭﻱ: ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺎﻝ: " ﺇﻥ اﻟﻤﻴﺖ ﻳﻌﺮﻑ ﻣﻦ ﻳﺤﻤﻠﻪ ﻭﻣﻦ ﻳﻐﺴﻠﻪ، ﻭﻣﻦ ﻳﺪﻟﻴﻪ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ "
Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sungguh mayit tahu orang yang memikulnya, yang memandikan dan memasukkannya ke dalam kuburnya." (HR Ahmad, Thabrani dan Ibnu Abi Dunya).
Hadits ini dinilai dhaif oleh para hafiz di bidang hadis. Tapi menurut Syekh As-Sindi ada hadits sahih yang menjadi syahid (penguat eksternal), yaitu:
ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: " ﺇﺫا ﻭﺿﻌﺖ اﻟﺠﻨﺎﺯﺓ، ﻓﺎﺣﺘﻤﻠﻬﺎ اﻟﺮﺟﺎﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻋﻨﺎﻗﻬﻢ، ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﺻﺎﻟﺤﺔ ﻗﺎﻟﺖ: ﻗﺪﻣﻮﻧﻲ، ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻏﻴﺮ ﺻﺎﻟﺤﺔ ﻗﺎﻟﺖ ﻷﻫﻠﻬﺎ: ﻳﺎ ﻭﻳﻠﻬﺎ ﺃﻳﻦ ﻳﺬﻫﺒﻮﻥ ﺑﻬﺎ "
“Nabi SAW bersabda, "Bila jenazah sudah diletakkan lalu digotong oleh para lelaki, jika dia jenazah yang baik maka dia berkata: "Segeralah antar aku". Bila jenazah tidak baik dia berkata kepada keluarganya, "Celaka, mereka bawa kemana jenazahku." (HR Bukhari). Juga ada atsar / riwayat dari tabiin:
ﻗﺎﻝ ﻣﺠﺎﻫﺪ ﺇﺫا ﻣﺎﺕ اﻟﻤﻴﺖ ﻓﻤﻠﻚ ﻗﺎﺑﺾ ﻧﻔﺴﻪ ﻓﻤﺎ ﻣﻦ ﺷﻲء ﺇﻻ ﻭﻫﻮ ﻳﺮاﻩ ﻋﻨﺪ ﻏﺴﻠﻪ ﻭﻋﻨﺪ ﺣﻤﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﺼﻴﺮ ﺇﻟﻰ ﻗﺒﺮﻩ
Mujahid berkata, "Jika ada orang wafat maka malaikat memegang ruhnya. Ruh tersebut dapat melihat apapun saat dimandikan, dipikul hingga sampai ke kuburnya." (HR Ibnu Abi Dunya)
Setelah dimakamkan para arwah di alam kubur juga masih mengenali para peziarah. Al-Hafidz As Suyuthi mengutip dari murid Syekh Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim sebagai berikut:
ﻭﻗﺎﻝ ﺇﺑﻦ اﻟﻘﻴﻢ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻭاﻵﺛﺎﺭ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ اﻟﺰاﺋﺮ ﻣﺘﻰ ﺟﺎء ﻋﻠﻢ ﺑﻪ اﻟﻤﺰﻭﺭ ﻭﺳﻤﻊ ﻛﻼﻣﻪ ﻭﺃﻧﺲ ﺑﻪ ﻭﺭﺩ ﺳﻼﻣﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻫﺬا ﻋﺎﻡ ﻓﻲ ﺣﻖ اﻟﺸﻬﺪاء ﻭﻏﻴﺮﻫﻢ
Ibnu Qayyim berkata, “Dalil-dalil hadits atau atsar riwayat sabahat dan tabiin menunjukkan bahwa peziarah saat datang ke kubur, maka arwah dapat mengetahui, mendengar ucapannya, senang atas kedatangannya dan menjawab salamnya. Ini berlaku untuk orang yang mati syahid dan lainnya.” (Syarah Ash-Shudur, 1/221)