REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda,
لوكنت أمرا أحدا أن ينجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها
من عظم حقه عليها.
"Jika aku harus memerintahkan seorang manusia untuk tunduk pada manusia lain, maka aku harus memerintahkan seorang istri untuk tunduk pada suaminya (sebagai tanda) karena keunggulan hak-hak suami (karunia) atas istrinya."
Penjelasan hadits tersebut sebagai berikut, seperti dikutip dari Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita: Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam oleh Majdah Amir.
1. Teks dalam hadits tidak memasukkan perintah apa pun. Rasulullah sebenarnya tidak memerintahkan istri untuk tunduk pada suami, tetapi beliau hanya menggambarkan sebuah perumpamaan untuk menunjukkan kepada wanita tentang keunggulan dan kebaikan suami atas istri.
2. Hadits tersebut bahkan melarang istri untuk tunduk pada suaminya di mana keunggulan bahasa Arab terlihat. Hal ini merupakan pernyataan bersyarat yang dimulai dengan "jika.”
Pernyataan bersyarat tersebut menunjukkan bahwa kondisi kedua adalah kondisi bersyarat bagi penerapan kondisi pertama. Karena kondisi pertama tidak akan terjadi, maka kondisi kedua tidak akan pernah terjadi.
3. Seseorang harus memahami aturan-aturan dalam konteks dan relevansi masing-masing hingga dalam cakupan Islam yang lebih luas. Islam harus dilihat sebagai satu kesatuan dalam semua aspek, bukan hanya sebagian dan kemudian meninggalkan yang lain. Karena itu, kita harus mencoba memahami hubungan pernikahan dalam Alquran dan Sunnah Nabi.
Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka (al-Baqarah: 187).
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendi ri, agar kamu cenderung dan tenteram kepadanya dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang (ar-Rum: 21).
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan darinya Dia menciptakan pasangannya agar dia merasa senang kepadanya (al-A'râf: 189).
Jika kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya (an-Nisa': 19).