REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berada di titik terendah dalam hidup, sebagian orang memutuskan mengakhiri hidupnya. Islam tidak mengajarkan untuk memandang hidup dengan penuh pesimisme.
Islam melarang berputus asa atau bunuh diri, bahkan melarang pula berdoa atau berharap agar segera meninggal. Pakar Tafsir Alquran asal Indonesia Prof. M. Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya Islam yang Saya Pahami, Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu berkeinginan untuk segera mati akibat kesulitan yang dia hadapi. Kalau pun (kesulitan itu sedemikian berat dia pikul), maka hendaklah dia berdoa, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku kalau kehidupan baik untukku dan wafatkanlah aku kalau wafat baik untukku,” (HR Muslim).
Hal itu juga ditegaskan pada fiman Allah dalam surat Al-Insyirah ayat 5-6:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Fa inna ma’al-‘usri yusrā. Inna ma’al-‘usri yusrā.
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”
Seseorang pernah mengatakan, “Sekian banyak hari-hari di mana aku menangis, tetapi setelah berlalu aku menangis, mengapa dulu aku menangis.” Ucapan tersebut dilontarkan karena tangisannya yang sebelumnya tidak pada tempatnya. Setelah itu dia sadar yang dia alami pada masa lalu adalah penyebab dari kebahagiaannya saat ini.