2. Ditinggalkan Orang-Orang Tersayang
Nabi Muhammad pindah ke rumah pamannya, Abu Thalib, dan mulai ikut berdagang di mana ia bertemu istrinya kelak, Khadijah. Dalam kondisi ini, tampak bahwa Allah SWT memilih Muhammad untuk mengemban misi yang besar, yaitu kenabian.
Khadijah berdiri di sisinya, menawarkan tidak hanya dukungan emosional tetapi juga dukungan finansial kepada suaminya dan komunitas Muslim yang baru. Abu Thalib adalah pelindung yang kuat untuk keponakannya dalam menghadapi ancaman kejam dari orang-orang Makkah saat itu.
Namun, orang-orang yang menyayangi dan mendukung Nabi Muhammad lebih dulu dipanggil Allah SWT. Beliau kehilangan paman dan istri tercintanya Khadijah pada tahun yang sama, tahun kesedihan. Apalagi keturunannya semua juga meninggalkan beliau lebih dulu, kecuali Fatimah.
Lalu apakah ini membuat Nabi Muhammad SAW menyimpan dendam atas takdir yang telah ditetapkan Allah SWT? Sebaliknya, justru keseimbangan menjadi Nabi yang taat dan ayah yang berhati lembut terwujud dengan baik.