REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW mengingatkan untuk tidak memilah-milah dalam berbuat kebaikan. Sekalipun ada orang yang selalu menentang ajakan kebaikan atau tidak menghiraukan nasihat-nasihat kebaikan. Justru orang-orang seperti itu menjadi yang menjadi target utama dalam misi dakwah. Para dai pun harus memiliki kesabaran ekstra dan terus menerus berbuat kebaikan meski orang tersebut terus menerus melakukan perbuatan yang dilarang agama.
Sebagaimana wasiat Rasulullah kepada sahabat Ali bin Abi Thalib agar terus berbuat baik meski kepada orang yang hina di tengah masyarakat atau yang kerap melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai agama. Wasiat Rasulullah ini dapat ditemukan dalam kitab Wasiyatul Mustofa yang disusun Syekh Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Musa Asy Syarani Al Anshari Asy Syafi'i Asy Syadzili Al Mishri atau dikenal sebagai Imam Asy Syarani.
يَا عَلِيُّ، اِصْنَعِ الْمَعْرُوْفَ وَلَوْ مَعَ السَّفَلَةِ قَالَ عَلِيٌّ وَمَا السَّفَلَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ الَّذِيْ إِذَا وُعِظَ لَمْ يَتَّعِظْ وَإِذَا زُجِرَ لَمْ يَنْزَجِرْ وَلَا يُبَالِيْ بِمَا قَالَ وَمَا قِيْلَ لَهُ
Wahai Ali, Berbuatlah kebaikan (menolong, membantu dan sebahinya) walaupun kepada orang-orang yang hina (as afalah). Ali bin Abi Thalib bertanya: Apa itu safalah ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: as safalah itu orang yang ketika dinasehati tidak mau menerima, dan ketika dicegah tidak mau berhenti, dan dia tidak peduli terhadap apapun yang diucapkannya (ngomong sembarangan/ngawur) dan tidak peduli pada ucapan orang lain.