REPUBLIKA.CO.ID, – Dalam sejumlah riwayat banyak disebutkan terkait dengan tanda kenabian Rasulullah ﷺ. Tanda tersebut berada pada tubuh beliau, tepatnya di punggung sebelah kiri.
Dikutip dari laman Alukah pada Jumat (16/7), Tanda kenabian juga dikenali oleh seorang rahib Yahudi bernama Buhaira, وإني أعرفه بخاتم النبوة أسفل من غضروف كتفه
"Saya tahu bahwa dia seorang Nabi karena ada tanda kenabian di bawah pundaknya" (HR At Tirmidzi).
Sahabat Salman Al Farisi juga pernah membuktikan tanda kenabian dari Rasulullah. Tatkala itu Nabi mengantar jenazah seorang sahabat, Salman sengaja mengitari Nabi berusaha melihat punggung Nabi.
Rupanya Nabi paham dan menjatuhkan kain yang menyelimuti punggungnya sehingga Salman dapat melihat tanda kenabian itu. Serta-merta dia memeluk Nabi, menciumi beliau sambil menangis.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَرْجِسَ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَكَلْتُ مَعَهُ خُبْزًا وَلَحْمًا أَوْ قَالَ ثَرِيدًا قَالَ فَقُلْتُ لَهُ أَسْتَغْفَرَ لَكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ نَعَمْ وَلَكَ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ } قَالَ ثُمَّ دُرْتُ خَلْفَهُ فَنَظَرْتُ إِلَى خَاتَمِ النُّبُوَّةِ بَيْنَ كَتِفَيْهِ عِنْدَ نَاغِضِ كَتِفِهِ الْيُسْرَى جُمْعًا عَلَيْهِ خِيلَانٌ كَأَمْثَالِ الثَّآلِيلِ
Dari Abdullah bin Sarjis dia berkata, "Saya pernah melihat dan makan roti serta daging (Atau dia berkata; bubur daging) bersama Rasulullah ﷺ."
Perawi berkata, 'Saya bertanya kepada Abdullah bin Sarjis, 'Apakah Nabi Muhammad memohonkan ampun untukmu?' Kemudian Abdullah bin Sarjis menjawab, ‘’Ya, dan untuk kamu juga.”
Lalu dia membaca ayat yang berbunyi, Mohonlah ampunan (hai Muhammad) atas dosamu dan dosa orang mukmin laki-laki dan perempuan.” (QS Muhammad 19). Abdullah bin Sarjis berkata, 'Lalu saya berputar ke belakang Rasulullah dan saya melihat tanda kenabian di antara dua pundak beliau, yaitu dekat punuk pundak kirinya. Pada tanda kenabian itu ada tahi lalat sebesar kutil.' (HR Muslim).
فَقَالَ رَجُلٌ وَجْهُهُ مِثْلُ السَّيْفِ؟ قَالَ: لَا، بَلْ كَانَ مِثْلَ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ، وَكَانَ مُسْتَدِيرًا وَرَأَيْتُ الْخَاتَمَ عِنْدَ كَتِفِهِ مِثْلَ بَيْضَةِ الْحَمَامَةِ يُشْبِهُ جَسَدَهُ
Seorang laki-laki bertanya keapda Jabir, "Apakah wajah beliau seperti pedang? Jabir menjawab, "Tidak, bahkan seperti matahari, bulan, dan agak bundar. Aku melihat sebuah cap di bahunya, kira-kira sebesar telur merpati, serupa dengan warna tubuh beliau." (HR Muslim)
Imam al Qurthubi berkata: "Dalam hadits-hadits yang sahih menyatakan bahwa khatam an-nubuwwah adalah gumpalan daging berwarna merah terletak dekat dengan bahu sebelah kiri. Ketika Rasulullah ﷺ masih kecil, khatam an-Nubuwwah tersebut sebesar telur burung merpati dan kemudian membesar sekira segenggam tangan."
Mengapa posisinya berada di sebelah kiri, bukan kanan? Ibnu Hajar Al Asqalani, dalam Fath Al-Bari, mengatakan menurut pendapat ulama, hikmahnya adalah, jantung berada di sebelah kiri. Dalam sebuah hadits dhaif, disebutkan, seorang sahabat ingin ditunjukkan tempat setan.
Lalu dia melihat setan dalam bentuk katak, Saat digoyangkan bahu kirinya, jantungnya memiliki belalai seperti nyamuk. Maka, posisi sebelah stempel kenabian sebelah kiri adalah untuk melindungi Rasulullah dari godaan setan yang menyerang hati atau jantung seseorang di dada sebelah kiri.”
Sumber: alukah