REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Abu Abdullah Husain bin Mansur Al Hallaj atau biasa disebut dengan Al-Hallaj adalah salah seorang ulama sufi yang dilahirkan di kota Thur yang bercorak Arab di kawasan Baidhah, Iran Tenggara, pada 26 Maret 866 M.
Dalam buku berjudul “Allah dan Alam Semesta” karya Prof Said Aqil Siroj dijelaskan bahwa Al Hallaj mengangkat Iblis sebagai contoh teladan utama bagi siapa pun yang ingin mengenal Allah dengan sebenar-benarnya marifat. Perilaku Iblis yang dijadikan contoh itu adalah ketika dia menolak perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Nabi Adam AS.
Menurut Al Hallaj, alasan Iblis tidak mematuhi perintah Allah adalah karena sudah mencapai derajat marifat yang tinggi. Marifatnya itu menyatakan bahwa sujud hanya berlaku bagi Allah SWT semata.
Bahkan, itu juga karena saking kuatnya marifat Iblis itu pada hakikat Allah, akan kehendak, keinginan, dan ilmu-Nya yang azali, dan hikmah-Nya yang adiluhung, dengan sebenar-benarnya marifat. Berikut penuturan Al Hallaj tentang makrifatnya Iblis itu:
Ketika diperintahkan sujud kepada Adam, Iblis menjawab perintah itu di hadapan Yang Haq: "Apakah kemuliaan sujud sudah terangkat dari ruang batin kesadaran diriku untuk selain-Mu, sehingga saya harus bersujud pada Adam? Mengapa Engkau memerintahkanku, padahal Engkau pun telah melarangku (sejak zaman azali).”
“Aku akan menghukummu dengan siksaan yang abadi,” Allah SWT menyambut.
“Bukankah Engkau telah tahu bahwa aku akan diazab?,” tanya Iblis.
“Ya, benar,” jawab Allah.
“Kalau begitu, penglihatan-Mu padaku menjadikanku kuat bertahan menerima siksaan-Mu padaku. Perbuatlah apa yang Engkau kehendaki.”
“Aku akan menjadikanmu sebagai makhluk terkutuk (rajiman).”
“Apakah sudah tidak ada lagi makhluk-Mu yang memuji hanya Diri-Mu saja? Perbuatlah apa yang Engkau kehendaki.”
“Tidak ada di antara penghuni langit ini.”
Lalu Yang Haq menyuruhnya, “Bersujudlah (kepada Adam).”
Iblis menjawab, “Tidak ada yang selain Engkau (yang aku sembah).”
“Kalau begitu kamu akan mendapatkan kutukan dan laknatku.”
“Tidak ada yang lain selain Engkau (yang aku sembah). Tidak ada jalan lain bagiku. Aku hanyalah pecinta yang hina-dina. Aku-lah yang lebih mengetahui-Mu sejak zaman azali. Aku lebih baik dari dia (Adam). Karena aku-lah yang lebih dulu mengabdi pada-Mu. Dan tidak ada di alam semesta ini yang lebih ber-makrifat akan diri-Mu selain diriku,” kata Iblis.