Senin 28 Jun 2021 20:45 WIB

Beda Sebab Kaum Dulu dan Sekarang Ingkari Hari Kiamat

Pengingkaran terhadap kiamat dilakukan umat dahulu dan masa kini

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Pengingkaran terhadap kiamat dilakukan umat dahulu dan masa kini. Hari Kiamat (Ilustrasi)
Pengingkaran terhadap kiamat dilakukan umat dahulu dan masa kini. Hari Kiamat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kehidupan dunia ini sejatinya adalah kehidupan menuju akhirat. Setelah kematiannya tiba, umat manusia kemudian akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di akhirat. Keimanan inilah yang terus ditanamkan.

Buku berjudul “Hidup Sesudah Mati” karya Bey Arifin ini menjadi salah media dakwah untuk menanamkan kepercayaan umat terhadap kehidupan alam akhirat. Dalam karyanya ini, penulis menguraikan kehidupan di akhirat berdasarkan ayat suci Alquran dan juga hadits-hadits Nabi.

Baca Juga

Ilmu tentang akhirat adalah puncak dari seluruh ilmu pengetahuan. Menurut dia, orang yang telah mendapatkan titel kesarjanaan dalam ilmu pengetahuan yang lain, belum sampai di puncak ilmu pengetahuannya jika belum yakin dan belum mengetahui tentang kehidupan di akhirat.  

Penulis memulai pembahasannya dengan keimanan kepada kehidupan akhirat. Pada bagian ini, dia menjelaskan bahwa tujuan diutusnya nabi dan rasul dan diturunkannya kitab suci Alquran ada dua.

Pertama, yaitu untuk menerangkan kepada manusia tentang Tuhan yang sebenarnya, yaitu Allah yang Maha-Esa. Kedua, untuk menerangkan kepada manusia bahwa setelah meninggal dunia, manusia akan dihidupkan kembali menempuh kehidupan yang kedua kalinya.

Menurut dia, kehidupan yang kedua tersebut adalah kehidupan yang kekal dan abadi, di mana setiap manusia akan menerima pembalasan dari perbuatan yang pernah dilakukan selama hidup di dunia. 

Perbuatan yang baik akan mendapatkan balasan yang baik, sedangkan perbuatan jelek akan dibalas dengan kejelekan beruapa azab atau siksa yang pedih.

Selain menanamkan keimanan terhadap Hari Akhir, penulis juga berusaha menjawab orang-orang yang masih meragukan akhirat. Karena, menurut dia, kalangan yang berselisih tentang kehidupan akhirat ini tidak hanya penduduk Makkah pada zaman Rasulullah, tapi juga manusia modern yang hidup di abad 21 ini.

Bedanya, menurut Bey, jika orang dulu meragukannya karena kebodohan dan kepicikan pengetahuannya, maka dalam abad modern sekarang ini orang meragukannya karena kepintaran dan ketinggian ilmu pengetahuannya. Allah SWT telah berfirman dalam Alquran: 

بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي الْآخِرَةِ ۚ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْهَا ۖ بَلْ هُمْ مِنْهَا عَمُونَ وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَإِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ

لَقَدْ وُعِدْنَا هَٰذَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ لَقَدْ وُعِدْنَا هَٰذَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَٰذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

“Bahkan pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). Bahkan mereka ragu-ragu tentangnya (akhirat itu). Bahkan mereka buta tentang itu. Dan orang-orang yang kafir berkata, “Setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) nenek moyang kita, apakah benar kita akan dikeluarkan (dari kubur)? Sejak dahulu kami telah diberi ancaman dengan ini (hari kebangkitan); kami dan nenek moyang kami. Sebenarnya ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu." (QS An Naml 66-69).

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement