REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran sebagai pedoman umat manusia memberi petunjuk untuk berlindung dari penyihir. Petunjuk ini terdapat pada Surat Al Falaq ayat empat.
Melalui surat ini, Allah menegaskan agar manusia yang terkena sihir dan yang tidak hanya meminta perlindungan kepada-Nya. Karena hanya kepada Allah saja manusia bisa meminta perlindungan.
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ - ٤
"Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)." (QS Al-Falaq: 4)
Dalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, pada ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia berlindung kepada-Nya dari kejahatan tukang sihir yang meniupkan mantra-mantra dengan maksud memutuskan tali kasih sayang dan mengoyak ikatan persaudaraan, seperti ikatan nikah dan lain-lain. Perbuatan sihir itu dapat mengubah kasih sayang antara dua teman yang akrab menjadi permusuhan. Penghasut membawa berita yang tampaknya benar dan sulit dibantah, sebagaimana dilakukan oleh tukang sihir dalam usahanya memisahkan suami istri.
Benarkah Rasulullah SAW terkena sihir?
Jumhur ulama berdasarkan hadits sahih yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW disihir oleh Labid al-A'sam. Hal ini tidak mempengaruhi wahyu yang diturunkan Allah kepadanya, namun hanya jasmani dan perasaan yang tidak berhubungan dengan syariat.