REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rasulullah SAW mendidik para sahabatnya untuk bersikap lemah lembut dan menyayangi sesama temasuk kepada binatang. Terdapat kabar gembira bagi mereka yang gemar melakukan itu dengan balasan yang baik, Beliau berkata:
"Pada setiap yang bernyawa ada pahala."
Muhammad Ismail Al-Jawasy dalam bukunya "Nabi Muhammad Sehari-Hari" mengatakan karena sebab itulah kita harus menyayangi binatang, selain menyayangi sesama manusia. Beliau berkata:
"Bagi siapa yang tidak berbelas kasih terhadap ciptaan-Nya maka ia tidak akan dikasih oleh pencipta-Nya."
Karena itu, Rasulullah SAW sangat marah ketika melihat ada orang yang menjadikan binatang sebagai tujuan atau target latihan memanah; beliau mengancam mereka dengan dikeluarkan dari rahmat Allah. Larangan itu dapat dilihat dalam sabdanya.
"Allah melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai target sasaran latihan memanah."
Rasulullah SAW yang merasa bersimpati ketika melihat seekor burung yang mencari-cari anaknya yang dipisahkan, sebab anaknya di ambil oleh salah seorang sahabat dari sarangnya. Rasulullah SAW bertanya.
"Siapa yang telah memisahkan dia dari anaknya?"
Para sahabat diingatkan bahwa kasih sayang dan perasaan yang dirasakan manusia juga ada pada binatang dan burung, karena itu burung juga bisa merasakan rasa sakit ketika kehilangan anaknya.
Muhammad Ismail Al-Jawasy mengisahkan, ketika perjalanan menuju maka dalam peristiwa Fathu Makkah, di tengah perjalanan beliau melihat seekor anjing menggonggong sambil menyusui anak-anaknya, kemudian seorang disuruh untuk menutupinya dengan sesuatu sehingga anjing itu tidak merasa ditakut-takuti oleh pasukan yang berbaris, atau juga sampai tersakiti.
Pada suatu hari ketika Rasulullah berada dalam suatu perjalanan bersama para sahabat, mereka melihat dua ekor anak burung Humarrah. Para sahabat mengambilnya, tak lama berselang induk burung itu datang dan melihat anak-anaknya telah terangkat dari sarangnya. Rasulullah melihatnya dan berkata.
"Siapa yang membuat induk ini risau kehilangan anak-anaknya tanda caranya hendaknya ia mengembalikannya!"
Begitupun kata Muhammad Ismail Al-Jawasy ketika kita berjalan dan bertemu binatang-binatang kecil seperti serangga, sama saja kita harus menempatkan kasih sayang dan membebaskan diri dari menakuti mereka. Sehingga terhindar pula dari serangan mereka yang merupakan mekanisme pertahanan dirinya.
Hal itu bisa kita lihat dari sikap beliau ketika singgah di suatu sarang semut, oleh para sahabat sarang semut itu enak dibakar lalu Beliau berkata.
"Sesungguhnya tidak ada satupun makhluk yang layak membinasakan makhluk lainnya dengan api, terkecuali yang mempunyai api itu sendiri."
Pemilik api yang dimaksud kata Muhammad Ismail Al-Jawasy adalah Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Jadi dalam segala aspek kehidupan, para sahabat sangat dipengaruhi oleh ajaran dan bimbingan Rasulullah SAW baik itu ketika mereka dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang sekalipun.