REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Selain sebagai utusan terakhir Allah, Nabi Muhammad saw juga dikenal sebagai pemberi teladan (uswatun hasanah). Imam Ibnu Rajab al-Hanbali membagi lima karakteristik Rasulullah, dilansir About Islam, Sabtu (19/6):
1.Rasulullah selalu memenuhi hak orang lain
Nabi Muhammad selalu memastikan bahwa dia memenuhi dan memberikan hak seseorang dengan tepat. Bahkan, saat dia menjadi pemimpin umat Islam, dia masih melakukan ini kepada orang-orang yang paling miskin.
2. Selalu hindari perbuatan yang merugikan orang lain
Saat ini banyak manusia saling menyakiti satu sama lain. Terkadang, mereka menyakiti tanpa sadar. Ini tentu sangat berbeda dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Dia selalu sangat berhati-hati agar tidak menyakiti siapa pun. Jika dia secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang dapat menyinggung perasaan seseorang, dia segera selalu memperbaiknya.
3.Selalu memiliki sikap positif
Saat memiliki sikap negatif, ini akan membuka pintu bagi setan untuk menghasut manusia melakukan perbuatan jahat. Sikap ini sangat bertentangan dengan Islam dan karakter Nabi. Dia selalu memiliki sikap positif terhadap semua orang. Dia mengerti bahwa sebenarnya setiap orang bisa membuat kesalahan.
4.Mengenali dan menanggapi kebaikan orang lain
Berapa banyak dari kalian yang sering mengucapkan terima kasih? Ucapan yang terkesan sepele itu adalah salah satu bentuk menghargai apa yang sudah dilakukan orang lain terhadap kita.
Selain menghargai, Ini adalah cara menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. Jika orang merasa dihargai maka mereka akan merasa lebih dekat dengan Anda. Nabi Muhammad akan selalu menghargai apa yang orang lain lakukan untuknya.
5.Singkirkan perbuatan negatif
Saat seseorang berperilaku tidak menyenangkan cara membalasnya bukan dengan perkelahian melainkan bersikap damai. Ini yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad. Sebab, Allah membimbingnya untuk mengamalkan hal ini. Di sisi lain, Nabi juga berempati pada orang lain.
Ada salah satu sahabat Nabi Muhammad yang bernama Nu'ayman. Dia menderita masalah alkoholisme, namun Nabi tidak menghakiminya. Bahkan ketika Umar mengutuk dia, Nabi berkata, “Sesungguhnya Nu'ayman mencintai Allah dan Rasul-Nya,” (HR Bukhari).
Nabi mendukung untuk membantu Nu’ayman mencoba dan menghentikan kebiasaan buruk itu daripada menghakiminya.