Jumat 18 Jun 2021 14:40 WIB

Rujukan Dalil Mengapa Kita Percaya Adanya Timbangan Amal

Timbangan amal untuk menakar amal baik dan buruk di dunia

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Timbangan amal untuk menakar amal baik dan buruk di dunia. Ilustrasi akhirat
Foto: Pixabay
Timbangan amal untuk menakar amal baik dan buruk di dunia. Ilustrasi akhirat

REPUBLIKA.CO.ID, Kelak seluruh manusia akan berkumpul di hari akhir untuk dihisab dan ditimbang amal perbuatannya. Timbangan pada Hari Kiamat ini sejatinya harus diyakini umat Islam. 

Dilansir dari laman Alukah pada Jumat (18/6), dalam ayat disebutkan bahwa Allah SWT berfirman:  

Baca Juga

, وَنَضَعُ الۡمَوَازِيۡنَ الۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَـفۡسٌ شَيۡــًٔـا‌ "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit." (QS Al Anbiya 47). Kemudian Allah ﷻ berfirman: 

فَاَمَّا مَنۡ ثَقُلَتۡ مَوَازِيۡنُهٗ  * فَهُوَ فِىۡ عِيۡشَةٍ رَّاضِيَةٍ  * وَاَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَازِيۡنُهٗ* فَاُمُّهٗ هَاوِيَةٌ 

 

"Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang), Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah." (QS Al Qariah ayat 6-9). 

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah, dia berkata, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:  

كلمتان حبيبتان إلى الرحمن، خفيفتان على اللسان، ثقيلتان في الميزان: سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم 

"Dua kalimat yang sangat ringan diucapkan lisan, serta menjadikan beratnya timbangan amal, dan menjadikan tambah dicintai Allah, yaitu subhanallah wa bihamdihi subhanallahil al-'adzim (Mahasuci Allah dan segala Puji bagi-Nya, Mahasuci Allah dan Maha-Agung)" (HR Muslim). Dari Ibnu Masud bahwa dia memetik siwak dari pohon Arak dan dia memiliki betis yang kecil, tiba-tiba angin menyingkap kedua kakinya lalu orang-orang menertawakannya. Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya: 

ممَّ تضحكون؟)، قالوا: يا نبي الله، مِن دقَّة ساقيه، فقال: (والذي نفسي بيده، لهما أثقلُ في الميزان من أُحد

"Apa yang kalian tertawakan?" Mereka menjawab, “Wahai Nabiyullah, kami menertawakan betisnya yang kecil, maka beliau bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh kedua betisnya lebih berat timbangannya dari Gunung Uhud." (HR Ahmad).   

Sumber: alukah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement