Kamis 17 Jun 2021 08:27 WIB

Masjid Al-Thafar Damri, Peradaban Islam Era Mamluk di Gaza

80 persen bangunan masjid tersebut hancur selama perang Israel pada 2014.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Halaman Masjid Al-Thafar Damri di Jalur Gaza. Keberadaan masjid tersebut membuktikan sejarah bergengsi peradaban Islam selama periode Mamluk.
Foto:

Moubayed melanjutkan, Gaza memiliki sejarah kuno yang terkenal. Penyair dan sejarawan Mamluk Khalil Ben Shaheen Zaher menyebutnya 'ruang depan Raja', sementara Napoleon Bonaparte menganggapnya sebagai pintu gerbang ke Asia dan garnisun di Afrika. Sedangkan orang Arab menyebutnya 'Gaza Hasjim' mengacu pada makam Hashim ibn Abd al-Manaf, kakek buyut Nabi Muhammad SAW.

"Jalur Gaza adalah tempat terjadinya beberapa pertempuran selama periode Babilonia, Asiria, dan Firaun," katanya.

Dia menambahkan lingkungan Shajaiya mencakup beberapa masjid kuno, seperti Masjid Othman Bin Affan dan Masjid Mahkamah. Daerah ini juga menjadi tuan rumah bukit Al-Montar, yang berada di ketinggian lebih dari 85 meter di atas permukaan laut. Bukit itu adalah tempat pasukan Napoleon serta pasukan Turki dan sejumlah tentara Arab ditempatkan.

Ia menjelaskan, ada banyak harta sejarah dan arkeologi di Jalur Gaza, khususnya di daerah yang dikenal sebagai Gaza Tua yang membentang dari Masjid Shamaa di selatan hingga Masjid Al-Sayed Hashim di utara, dan dari pemakaman Sheikh Shaaban di sebelah barat hingga pemakaman Shajaiya di sebelah timur.

"Semua bukti kota itu dibangun di atas reruntuhan masjid dan gereja kuno dari ribuan tahun yang lalu," tambahnya.

https://www.al-monitor.com/pulse/originals/2021/02/gaza-mosque-history-islamic-civiliation-mamluk.html

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement