REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mungkin kita sering mendengar tentang seorang Muslim yang memiliki hubungan kerja sama dengan jin Muslim. Atau, ada seseorang yang memang memiliki kedekatan dengan jin Muslim sehingga kerap meminta bantuan kepada jin tersebut untuk suatu perkara.
Lantas, sebetulnya bagaimana Islam memandang hal ini dan apakah boleh bekerja sama dengan golongan jin yang mengaku Muslim itu?
Pendiri Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat menjelaskan, sejak zaman Nabi Sulaiman, jasa para jin tidak lagi dibutuhkan untuk umat manusia.
"Beliau adalah nabi yang secara khusus mendapatkan kekuasaan hingga ke tingkat bangsa jin. Sedangkan Nabi dan umat yang lain, tidak diberikan 'fasilitas' itu," kata dia seperti dilansir dari laman Rumah Fiqih Indonesia, Senin (14/6).
Ustadz Ahmad menyampaikan, jin punya kekuatan di luar jangkauan manusia dan manusia hanya mampu sekadar berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan jin. Seorang Muslim juga tidak bisa secara aktif melakukan berbagai langkah untuk mematikan atau membasmi mereka. Bila jin melakukan kejahatan, maka manusia tidak diberi perangkat oleh Allah SWT untuk menegakkan hukum.
"Yang diajarkan Rasulullah SAW sekadar berlindung dari kejahatan para jin, sebagaimana yang kita baca dari dua surat terakhir di dalam Alquran. Kita tidak diberi perangkat untuk bisa mematikan dan membumihanguskan mereka. Karena itu, kita tidak diberi peluang oleh Allah SWT untuk melakukan proyek-proyek kerjasama dengan bangsa jin, meski mereka mengaku beragama Islam," jelas dia.
Kalaupun ada kerjasama, terang Ustadz Ahmad, mungkin terjadi secara tidak langsung. Misalnya, ketika ada ulama yang mengajar ilmu agama, lalu sebagian dari bangsa jin ikut duduk mendengarkan dan mengambil manfaat dari majelis ilmu itu, sehingga sifat hubungan tersebut tidak langsung.
Sedangkan yang sifatnya langsung, lanjut Ustadz Sarwat, belum pernah ditemukan contohnya, bahkan dari Nabi Muhammad SAW sekalipun. Rasulullah SAW hanya pernah diundang bangsa jin untuk menyampaikan ilmu agama dan hanya untuk satu malam saja. "Dalam sirah nabawiyah, kita belum menemukan kerja sama dakwah atau apapun dengan bangsa jin," paparnya.
Ustadz Ahmad juga mengungkapkan, belum pernah ada riwayat yang menyebutkan soal adanya perang yang diikuti bangsa jin. Kalau pun ada bantuan dari makhluk ghaib, itu bukan jin, melainkan malaikat.
ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنْزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
"Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” (QS At Taubah 36)