REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu ulama al Azhar, Mesir, dan penasihat Presiden Mesir untuk urusan agama, Dr Osama al Azhari, menerbitkan sebuah tulisan yang mengungkapkan serangkaian pertanyaan terkait dengan hak Nabi Yusuf dan gelar "Aziz Mesir".
Lantas, bagaimanakah kisah “al Aziz” yang menimbulkan pertanyaan, dan apakah gelar tersebut hanya khusus untuk Nabi Yusuf?
Osama al Azhari menjelaskan, Allah SWT memilih Nabi Yusuf untuk melakuan penaklukan besar di Mesir. Beliau datang dengan langkah-langkah ajaib yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia pun melalui rintangan yang sulit.
Nabi Yusuf sangat istimewa karena dia mampu memikirkan apa yang tidak mampu dipikirkan oleh orang Mesir. Dia adalah yang paling disayangi dan paling mulia kedudukannya karena dialah yang perkasa lahir dan batin.
Allah SWT memberikan kehormatan dan kedudukan serta meninggikan derajatnya yang paling tinggi atas peristiwa-peristiwa yang terjadi pada zamannya, sama seperti ayahnya, Yaqub.
Seperti dikutip dari laman Youm7, gelar "al Aziz" yang diberikan masyarakat Mesir kepada para pejabat sebelumnya dalam hal kedudukan dan tugas-tugas yang diembannya.
Namun, gelar yang melekat kepada Nabi Yusuf karena penyelesaian masalah yang terjadi pada masanya melebihi pemikiran para ahli-ahli sebelumnya.
Nabi Yusuf adalah orang yang paling terhormat di antara orang-orang pada zamannya dalam hal pangkat, pengetahuan, penaklukan, dan kehormatan. Bahkan, para nabi pada masanya, seperti ayahnya Yaqub, akan bersujud kepadanya sebagai pengakuan atas kehormatannya dan dalam anugerah Allah atasnya. Allah SWT berfirman:
وَرَفَعَ اَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوْا لَهٗ سُجَّدًاۚ "Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semua) tunduk bersujud kepadanya (Yusuf)." (QS Yusuf ayat 100).
Osama al Azhari menambahkan, alasan mengapa Yusuf disayangi bukanlah karena kedudukannya, melainkan karena ilmu dan ilmu ketuhanan, yang menjadikannya individu yang sempurna.
Sumber: youm7