Senin 07 Jun 2021 05:40 WIB

20 Maksiat Lisan yang Membinasakan dan Dikecam Islam  

Lisan mempunyai potensi maksiat yang sangat besar jika tidak dijaga.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Lisan mempunyai potensi maksiat yang sangat besar jika tidak dijaga. Ilustrasi Bergunjing Ibarat Memakan Daging Saudara Sendiri. Ilustrasi ghibah
Foto:

4. Membicarakan kebatilan 

Seorang Muslim hendaknya tidak membicarakan kebatilan, seperti masalah wanita, berbagai bentuk maksiat, dan kezaliman yang dilakukan pemimpin. Termasuk juga membicarakan tentang kepalsuan, bidah, dan doktrin agama yang rusak. Semua ini bersumber dari rusaknya lisan seseorang sehingga harus dijauhi seorang Muslim. Rasulullah SAW bersabda:  

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ خَطَايَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ خَوْضًا فِي الْبَاطِلِ "Manusia yang paling besar dosanya di Hari Kiamat adalah orang yang paling banyak berbicara hal yang batil." (HR Al Iraqi)

5. Ghibah

Ghibah adalah menyebut-nyebut kesalahan seseorang saat orang yang dibicarakannya itu tidak ada. Pelaku ghibah menyalah-nyalahkan orang yang dibicarakannya, baik pada sisi akhlaknya, fisiknya, keturunannya, perbuatannya, perkataannya, agamanya, atau sesuatu yang tidak disukainya. Walaupun yang dibicarakannya benar, tetap itu termasuk ghibah.

Ghibah juga bisa artikan sebagai perbuatan di mana ada seseorang atau lebih yang berbicara di belakang orang yang sedang dibicarakan. Bentuknya bisa berupa tindakan, sindiran, senyum tersembunyi, atau saling memandang. Allah SWT memberi peringatan terkait perbuatan ghibah melalui Surat al Hujuraat ayat 16. 

6. Adu domba (namimah) 

Adu domba adalah percakapan di antara orang-orang di mana satu pihak mengungkapkan sesuatu yang dibencinya atau kabar yang didapatkan dari orang lain, termasuk membocorkan rahasia.

Bedanya adu domba dengan dengan ghibah adalah motif adu domba, yaitu untuk berbuat jahat kepada orang yang dibicarakan atau untuk menggali kebohongan dan omong kosong. Semua itu dilarang dalam Islam. Rasulullah SAW memperingatkan: 

لا يَدخلُ الجنّةَ نَمَّامٌ "Tidak akan masuk surga orang-orang yang melakukan namimah atau adu domba."

7. Berdebat

Maksud berdebat di sini adalah merasa keberatan atas suatu pernyataan lalu keberatan tersebut disampaikan hingga menimbulkan perdebatan atau kontroversi. Seorang Muslim harus meninggalkan perdebatan. 

Jika memang apa yang disampaikan orang lain itu benar, harus memercayainya. Namun, jika apa yang disampaikan tersebut tidak benar dan tidak berkaitan dengan masalah agama, harus diam. Rasulullah SAW bersabda:  

لاَ تُمَارِ أَخَاكَ وَلاَ تُمَازِحْهُ وَلاَ تَعِدْهُ موعدًا فتُخلِفَه "Janganlah kamu mendebat saudaramu, janganlah kamu bercanda dengannya (dengan canda yang dapat menyinggungnya), dan janganlah kamu menjanjikannya suatu janji lalu kamu mengingkarinya." (HR Tirmidzi) 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement