REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Berdasarkan pengamatan para ahli bahwa alam semesta ini asal mulanya adalah gumpalan asap bahasa ilmianya disebut 'nebula primer'.
Syaifuddin Al-Indunisi dalam bukunya 'Kilauan Mukjizat Alquran' menuliskan isyarat ini dijelaskan dengan firman Allah SWT dalam surat Al Anbiya ayat 30:
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu Kemudian kami pisahkan antara keduanya."
Syaifuddin mengatakan, merupakan prinsip standar dari ilmu alam semesta semesta modern atas pengamatan para ahli, yang mengindikasikan bahwa awalnya seluruh alam semesta hanyalah sebuah nebula primer atau sekumpulan asap yang berisi gas pekat dan patas.
Saat ini para ahli dapat mengamati bintang-bintang baru yang terbentuk dan keluar dari sisa-sisa asap itu. Bintang-bintang yang gemerlapan di malam hari seperti juga seluruh alam semesta berasal dari asap. Hal ini kata dia, sesui dengan firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Fussilat ayat 11:
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ "Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan Langit Itu masih merupakan asap."
Syaifuddin mengatakan, karena bumi dan langit (matahari, bulan, bintang, galaksi planet, dan lain-lain) berasal dari asap yang sama, disimpulkan bahwa awalnya bumi dan langit merupakan satu kesatuan yang terhubung. Lalu dari asap yang sama ini mereka membentuk dan berpisah.