Inilah yang kemudian mendasari penelitiannya tersebut. Tujuannya untuk memberikan pandangan mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan warisan budaya melalui pendekatan warisan hidup (living heritage) dipadukan dengan pendekatan digital.
Sehingga bisa menjadi jembatan antar waktu, masa lalu masa kini serta masa yang akan datang, jembatan antar ilmu pengetahuan tradisional dan digital. “Sekaligus menjembatani antara keilmuan arsitektur dan perkotaan dalam pelestarian warisan warisan budaya,” tambahnya.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan, dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang mempengaruhi keberlanjutan arsitek dan permukiman Islam di pesisir Utara Jawa.
Seperti konfigurasi atau pola tata ruang kota Islam Jawa yang didasarkan pada pandangan kosmologi dengan sakralitas masjid, makam dan ruang berbarakah.
Selain itu juga aspek Kohesi sosial, yaitu peran Masjid, Kyai, Santri, kampung Kauman yang merupakan perwujudan ruang untuk syiar, serta ruang berpolitik. Termasuk aspek Aktivitas Ekonomi yang mengarah pada ekonomi kreatif dan diwadahi dalam pasar dan alun- alun.
Pemanfaatan teknologi informasi untuk keberlanjutan warisah hidup pemetaan digital bermanfaat untuk pendokumentasian arsitektur ke dalam sistem yang bisa bebas diakses oleh para pemangku kepentingan.
“Hasil pemetaan ini sangat bermanfaat bagi pendokumentasian data dan informasi aset (artefak bangunan & arsitektur), monitoring aset, serta pengambilan kebijakan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk pelestarian warisan budaya,” tambahnya