REPUBLIKA.CO.ID, Setelah memeluk Islam dan merasakan nikmat iman, timbullah penyesalan mendalam di hati Hakim bin Hazam. Keponakan dari Khadijah binti Kubro ini, merasa umurnya hampir habis dalam kemusyrikan dan mendustakan Rasulullah.
Putranya pernah melihat dia menangis, lalu bertanya, "Mengapa ayah menangis?"
"Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan ayahmu menangis, hai anakku!" jawab Hakim.
"Pertama, keterlambatan masuk Islam menyebabkan aku tertinggal berbuat banyak kebajikan. Seandainya aku nafkahkan emas sepenuh bumi, belum seberapa artinya dibandingkan dengan kebajikan yang mungkin aku peroleh dengan Islam. Kedua, sesungguhnya Allah telah menyelamatkan dalam Perang Badar dan Uhud. Lalu aku berkata kepada diriku ketika itu, aku tidak lagi akan membantu kaum Quraisy memerangi Muhammad, dan tidak akan keluar dari kota Makkah. Tetapi aku senantiasa ditarik-tarik kaum Quraisy untuk membantu mereka. Ketiga, setiap aku hendak masuk Islam, aku lihat pemimpin-pemimpin Quraisy yang lebih tua tetap berpegang pada kebiasaan-kebiasaan jahiliyah. Lalu aku ikuti saja mereka secara fanatik."
Hakim melanjutkan, "Kini aku menyesal, mengapa aku tidak masuk Islam lebih dini. Yang mencelakakan kita tidak lain melainkan fanatik buta terhadap bapak-bapak dan orang-orang tua kita. Bagaimana aku tidak akan menangis karenanya, hai anakku?"