Sabtu 29 May 2021 04:55 WIB

Kebaikan dan Keburukan Menurut Nabi SAW

Manusia sudah memiliki kelengkapan dalam diri untuk mengetahui yang baik dan buruk.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Kebaikan dan Keburukan Menurut Nabi SAW
Foto: AP/Ng Han Guan
Kebaikan dan Keburukan Menurut Nabi SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran dijelaskan umat manusia sudah memiliki kelengkapan dalam dirinya untuk mengetahui apa yang baik dan buruk atau yang benar dan salah. Rasulullah sendiri juga telah menegaskan dalam sebuah hadits.

Dalam buku berjudul Isra Mikraj, Nurcholis Madjid menjelaskan, sebuah hadits meriwayatkan, ada seorang sahabat Nabi SAW bernama Wabishah yang kasar dan tidak terpelajar. Kemudian, dia memaksa  menghadap Nabi pada saat beliau sedang sibuk mengajar.

Baca Juga

Para sahabat segera menghalanginya, tapi Wabishah justru dipanggil oleh Nabi dan ditanya, “Mengapa kamu mau datang?"

“Ya, saya tidak mau pergi sebelum mendapat keterangan tentang apa itu kebaikan dan keburukan,” jawab Wabishah.

Nabi kemudian menjelaskan kebaikan ialah sesuatu yang membuat hati tenteram dan kejahatan ialah sesuatu yang membuat hati bergejolak meskipun kamu didukung oleh seluruh umat manusia.

Berikut kutipan hadits tersebut: 

“Mintalah fatwa pada dirimu, mintalah fatwa pada hatimu wahai Wabishah (bin Ma’bad Al-Aswadi). (Nabi mengulanginya tiga kali). Kebaikan adalah sesuatu yang membuat jiwa dan hati tenang. Dosa adalah sesuatu yang (terasa) tidak karuan dalam jiwa dan (terasa) bimbang dalam dada.” (HR Ahmad).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement