Rabu 26 May 2021 20:45 WIB

Hukum Memakan Daging Biawak

Dalam Alquran telah dijelaskan jenis makanan yang haram dan yang halal.

Hukum Memakan Daging Biawak
Foto: thenationalnews.com
Hukum Memakan Daging Biawak

REPUBLIKA.CO.ID, 

Pertanyaan:

Baca Juga

Apa hukum mengonsumsi daging biawak menurut Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Jimanto Kediri (disidangkan pada Jum’at, 27 Jumadilakhir 1441 H / 21 Februari 2020 M)

Jawaban:

Kami ucapkan terima kasih kepada saudara atas pertanyaan yang diajukan. Sebelum menjawab pertanyaan saudara, kami akan menjelaskan apa itu biawak dan jenis-jenisnya terlebih dahulu.

Biawak adalah binatang sebangsa kadal yang berukuran sedang dan besar. Di Indonesia, setidaknya ada tiga jenis biawak yang hidup dan banyak ditemui, yaitu pertama, biawak Varanus komodoensis merupakan jenis kadal terbesar di dunia atau biasa disebut dengan komodo.

Biawak komodo adalah salah satu hewan yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia. Lebih dari itu, habitat komodo dijadikan Taman Nasional bernama Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Koin Logam Kok Bisa Nempel di Lengan Bekas Suntikan Vaksin?

Biawak komodo merupakan hewan pemakan daging (karnivora), tetapi biawak ini lebih sering memakan bangkai. Biawak komodo memiliki kuku yang cukup tajam, memiliki gigi yang teksturnya seperti gigi hiu, hanya saja ukurannya lebih kecil.

Gigi komodo hanya berfungsi untuk melumpuhkan dan mencabik mangsanya, bukan untuk mengunyah karena komodo langsung menelan mangsanya, seperti ular. Gigi komodo yang lepas dapat tumbuh kembali dalam waktu tiga hari.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement