Jumat 21 May 2021 05:45 WIB

Bantahan untuk yang Bilang Yerusalem tak Disebut Alquran 

Alquran memang tidak menyebut Yerusalem secara tegas karena sejumlah alasan

Alquran memang tidak menyebut Yerusalem secara tegas karena sejumlah alasan. Masjid al-Aqsha.
Foto:

Oleh : Direktur Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta dan Sekjen OIAA, KH Dr Muchlis M Hanafi

Masjid al-Aqsha tidak bisa dilepaskan dari bagian penting sejarah kehidupan Rasulullah SAW. Ke tempat itu beliau diperjalankan dari Masjidil Haram, dan dari tempat itu beliau diangkat naik ke langit sampai Sidratul Muntaha, dalam peristiwa Isra dan Mi'raj. Oleh karenanya, kecintaan kita kepada Rasulullah belum dapat dinyatakan sempurna tanpa perhatian dan kepedulian terhadap Masjidil Aqsha.   

Banyak peristiwa penting terkait keyakinan umat Islam, baik pada masa lalu maupun masa mendatang, yang terjadi di wilayah sekitar Masjid al-Aqsha. Menurut banyak ahli tafsir, di Baitul Maqdis-lah nanti Malaikat akan memanggil seluruh makhluk untuk dibangkitkan kembali sebagaimana firman Allah, wastami` yawma yunaadil munaadi min makaanin ba’iid (QS Qaf 41).

Dalam beberapa hadis juga diceritakan, Pada akhir zaman nanti, di wilayah itu pula, di sebuah tempat yang bernama Bab al-Ludd, Nabi Isa dan Imam Mahdi akan membunuh Dajjal, sumber kerusakan dan malapetaka di muka bumi.   

Karena menjadi bagian penting dalam kehidupan umat Islam, maka pada tahun ke-15 H, Sayyiduna Umar bin Khattab membebaskan Yerussalem dari cengkeraman kekuasaan Romawi, dan memberi jaminan keamanan dan kebebasan kepada penduduknya yang beragama Yahudi dan Nasrani. 

Atas dasar itu pula, Salahuddin al-Ayyubi, pada abad ke-6 H atau 12 M, membebaskannya dari kezaliman Pasukan Salib. Selama itu pula Yerusalem berada dalam kekuasaan umat Islam, sampai akhirnya pada 1948 dan 1967 dikuasai Zionis Israel. Maka, kini Yerusalem menjadi tanggung jawab kita umat Islam di seluruh dunia untuk membebaskannya. 

 

Oleh karenanya, persoalan Palestina bukan hanya persoalan bangsa Palestina atau bangsa Arab semata, melainkan juga persoalan umat Islam, bahkan persoalan kemanusiaan karena di situ ada penjajahan (qadhiyyah `arabiyyah-islâmiyyah-insâniyyah).    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement