Setelah menerima hidangan yang disediakan istri Rasulullah itu, Sammamah menyikat habis semua makanan yang dihidangkan padanya. Sementara Rasulullah dan keluarga yang juga kelaparan mengalah tidak ikut makan.
Hal ini terjadi sampai beberapa pekan, tapi Rasulullah tetap baik kepada Sammamah meski Sammamah hanya makan, minum, dan tidur.
Selain memberikan makan, Rasulullah juga selalu memperhatikan perkembangan kondisi Sammamah. Setiap kali bertemu Nabi, Sammamah selalu mengatakan, "Muhammad! Aku telah membunuh orang-orangmu. Jika kamu ingin membalas dendam, bunuh saja aku," katanya dengan nada tinggi.
Mendengar perkataan itu, Rasulullah tidak banyak bicara dan hanya menatap lawan bicaranya sambil sedikit tersenyum.
Melihat sikap Nabi Muhammad seperti itu Sammamah semakin sombong dan kembali berkata, "Namun, jika kamu menginginkan tebusan, aku siap membayar sebanyak yang kamu inginkan," katanya.
Seperti keadaan tadi, Rasulullah hanya mendengarkan ucapannya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Beberapa hari kemudian, Rasulullah membebaskan Sammamah sehingga ia bebas pergi ke mana saja.
Setelah melangkah beberapa jauh, Sammamah berhenti di bawah sebuah pohon. Ia selalu berpikir, berpikir, dan terus berpikir memikirkan sikap Nabi Muhammad yang begitu ramah dan baik.
Kemudian, ia duduk di atas pasir dan masih tetap tidak percaya, mengapa orang yang menawannya tidak memperlakukan dirinya dengan kasar, padahal ia telah membunuh banyak sahabat Rasulullah.