REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setiap umat Islam yang taat pasti menginginkan Lailatul Qadar, baik lelaki maupun wanita dan yang tua maupun yang muda.
Namun, untuk wanita yang sedang haid tidak bisa mengikuti Iktikaf di masjid untuk menjemput malam seribu bulan tersebut.
Kendati demikian, seorang Muslimah yang berada dalam kondisi seperti itu tidak perlu khawatir. Karena, Allah SWT juga menebar kasih sayang-Nya untuk setiap umat dan Lailatul Qadar atau amalan yang setara dengan itu.
Seperti dikutip dari buku “Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar” karya Candra Nila Murti Dewojati, ada yang bertanya kepada Adh-Dhahak, “Bagaimaa pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan orang yang tidur apakah mendapat bagian dari Lailatul Qadar?”
Beliau pun menjawab, mereka bisa mendapatkan bagian dari Lailatul Qadar karena setiap orang yang Allah Swt terima amalannya, mereka akan mendapatkan bagian dari Lailatul Qadar. (Lathaif al-Ma’arif, halaman 341).
Dalam kesimpulannya, Candra Nila Murti Dewojati menjelaskan bahwa wanita yang sedang berada dalam masa haid, nifas, dan musafir bisa mendapatkan bagian Lailatul Qadar, yang disesuaikan dengan amalan yang dilakukan.
Hanya saja apakah Lailatul Qadar itu sama bobotnya dengan yang mengerjakan secara intens di masjid atau tidak, memang hal itu merupakan hak prerogratif dari Allah SWT semata. Karena memang kesempatan beribadah, dan apa yang bisa dilakukan pada wanita yang haid itu berbeda. Lalu apa saja amalan yang bisa dilakukan wanita hadi untuk meraih pahala Lailatul Qadar?
Pertama, berikir dengan memperbanyak bacaan tasbih, tahlil, tahmid, dan bayak dzikir dan kalimat thayyibah lainnya. Kedua, membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf sebanyak tujuh ayat untuk sekali baca, misalnya membaca surat Al Fatihah. Ketiga, upayakan banyak membaa istighfar dan doa-doa yang baik seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
Keempat, membaca doa yang sering dilafalkan saat seseorang menginginkan untuk meraih Lailatul Qadar, seperti:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي ياكريم “Allahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fuanni ya kariim” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat yang Mahapemaaf dan Pemurah, maka maafkanlah diriku). (HR At Turmudzi dan Ibnu Majah).