Ia menguasai berbagai macam cabang ilmu, mulai dari matematika, astronomi hingga teologi dan kedokteran. Di bidang yang disebut belakangan inilah ia paling dikenal.
Ia pernah mengobati penguasa Samaniyah saat para ahli medis lain tak mampu melakukannya. Sebagai hadiahnya, ia diberi penghargaan besar, termasuk akses terhadap perpustakaan istana yang menyimpan berbagai manuskrip langka.
Kedua, Imam Bukhari. Lahir pada tahun 810 M di Bukhara, Imam Bukhari kecil dikenal sebagai murid yang punya ingatan sangat kuat. Saat masih remaja ia naik haji ke Makkah, baik untuk menunaikan rukun Islam kelima maupun untuk menimba ilmu pada para ulama Hijaz.
Pencariannya akan ilmu hadis membawanya tidak hanya ke Makkah dan Madinah, tapi juga hingga ke Mesir dan Irak. Ia tak hanya mengumpulkan hadis, tapi membangun metode untuk menentukan terpercaya tidaknya suatu hadis. Ia membutuhkan waktu hingga 16 tahun untuk mengumpulkan 600 ribu hadis yang kemudian ia seleksi dan ia kompilasikan dalam karya monumentalnya, Sahih.
Ketiga, sejarawan asal Desa Narshak, Bukhara, yang bernama Abu Bakr Narshaki (899-959 M). Karyanya yang paling terkenal adalah Tarikh-i Bukhara (Sejarah Bukhara), sebuah buku yang ditulis sebagai hadiah bagi penguasa Samaniyah. Buku ini memperlakukan sejarah kota itu dengan berbeda.