REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang Badar merupakan bentrokan pertama yang terjadi antara umat muslim dan suku Quraisy. Namun kemenangan itu tidak pernah disombongkan umat muslim karena khawatir akan menggoda suku Quraisy untuk semakin menyerang muslim hingga ke Madinah.
Dilansir dari About Islam, Jumat (30/4) umat muslim percaya bahwa kemenangan hari itu adalah pertolongan Allah. Selain itu juga karena ada beberapa faktor pendukung yang membuat kemenangan diraih umat Islam.
Pertama, kaum Muslim berperang di bawah satu komando dan Nabi Muhammad SAW sendiri adalah panglima tertinggi mereka. Prajurit yang disiplin adalah yang diinginkan oleh setiap komandan perang, dan pasukan muslim kala itu sangat disiplin.
Meskipun umat muslim dalam hal jumlah sangat kalah telak dari pasukan Quraisy, tapi kedisplinan dan kepatuhan terhadap komandan menghantarkan pasukan Muslim pada kemenangan.
Sebagai komandan perang, Nabi SAW tidak serta merta, beliau selalu berkonsultasi dengan sahabatnya dalam setiap keputusan yang diambilnya. Sedangkan orang-orang kafir itu, mereka tidak memiliki kesatuan tujuan.
Di antara pasukan Quraisy tersebut, adalah Abu Jahl yang sangat ingin membunuh Nabi SAW, terutama setelah kematian paman Nabi, Abu Tholib. Kemudian Utbah yang juga tidak menginginkan kehadiran ajaran baru yang dibawa Nabi Muhammad dapat menggantikan ajarab nenek moyang mereka. Kedua cara pandang laki-laki Quraisy ini sangat berbeda sehingga cukup membuat pasukan Quraisy tercerai berai.
Kedua, Nabi berbaris dari Madinah ke Badar menggunakan strategi baik. Nabi mengirim tim patroli untuk mengumpulkan informasi, sebelum perang terjadi.
Ketiga, tujuan kedua kubu adalah dunia yang terpisah. Kaum Muslim ingin memastikan kebebasan berpikir, beribadah dan berekspresi bagi semua orang.
Umat Islam telah mengalami banyak penderitaan oleh Quraisy selama satu setengah dekade. Saat itu saatnya bagi kaum Quraisy untuk diberi pelajaran untuk bisa saling menghormati terhadap hak-hak dasar manusia.
Sedangkan tujuan kaum Quraisy hanyalah yang digariskan oleh Abu Jahl, yakni membunuh Muhammad dan berpesta. Abu Jahl berkata, “Kami akan berbaris ke Badar dan tinggal di sana selama tiga hari. Dan kami akan menyembelih unta untuk dimakan, mengadakan pesta besar dan membuatnya terbuka bagi semua orang untuk datang dan makan. Kami akan minum banyak anggur dan akan dihibur oleh penyanyi dan penari. Jika hal ini diketahui, semua suku Arab akan membuat kami kagum selama sisa waktu". Ini adalah tujuan picik dari orang-orang yang didorong oleh kesombongan.
Empat, semangat di kalangan Muslim sangat tinggi, bahkan di antara mereka banyak yang baru pertama kali ikut melakukan pertempuran di Badar. Peralatan yang bagus dan kekuatan numerik tidak bisa memenangkan pertempuran jika semangat tidak ada. Ini berlaku untuk semua perang, baik kuno maupun modern.