Rabu 28 Apr 2021 05:25 WIB

Peran Abu Bakar dalam Perang Badar dan Pelajaran di Baliknya

Abu Bakar ikhlas berperang di jalan Allah.

Peran Abu Bakar dalam Perang Badar dan Pelajaran Dibaliknya. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto:

Sejarah mencatat keluarga dekat dan pemimpin perang Kuffar Quraisy yang tersohor ada yang menjadi pembela Rasulullah SAW setelah masuk Islam tatkala pembebasan Makkah yaitu Abu Sofyan. Ia anak pamannya Harist bin Abdul Mutholib.

Inilah secercah kepahlawanan, kelembutan hati dan kedermawanan sahabat Abu Bakar RA.

Peristiwa itu sudah berlalu 1440 tahun menurut perhitungan hijriyah. Dalam kurun waktu tersebut, ummat Islam dan ummat manusia juga mengalami perang dan damai berkali kali.

Bangsa bangsa di dunia setelah merasakan pedihnya Perang Dunia I dan Perang Dunia II mereka lalu melakukan perdamaian dengan menanda tangani perjanjian damai pada 20 Oktober 1945 yang disebut dengan Penanda Tanganan Piagam PBB ( Persatuan Bangsa Bangsa ).

Dunia Islampun mengikutinya dan lahirlah OKI ( Organisasi Konfrensi Negara Islam ) pada September 1969. Organisasi ini di mana Indonesia termasuk anggotanya, berdasar Islam, menghormati piagam PBB dan hak asasi manusia.

Lalu pelajaran apa yang bisa kita petik dari sejarah Ash Shohaabi Al Jalil Abu Bakar R.A. dan perjalan ummat di abad perdamaian ini.

Maka saat ini kita harus memegang  perintah Rasulullah SAW setelah beliau pulang dari perang besar termasuk didalamnya Perang Badar. Beliau sebut itu jihad kecil.

Sabdanya riwayat Baihaqi dengan sanad dhoif :

رَجَعْنَا مِنْ جِهَادِ ا لْاءَصْغَرِ ِ إِلَى جِهَادِ الْاَكْبَرِ أىْ جِهَادِالْقَلْبِ

Kami baru saja pulang dari jihad kecil menuju jihad yang besar, yaitu jihad dalam hati melawan hawa nafsu.

Hawa nafsu manusia yang tidak terkendali dengan iman, Islam dan Ihsan kini melahirkan problim dunia seperti adanya tindak kekarasan di mana–mana dengan istilah bom bunuh diri, akibat dari ada kelompok yang suka mengkafirkan sesama muslim lalu dihalalkan darahnya, juga lahir dari kelompok agama Non Islam karena ada sekte garis kerasnya. Ada problem climet– change, pemanasan global yang merusak iklim akibat dari polusi pabrik dan pembabatan hutan lindung. Ada korupsi akibat politik aji mumpung. Ada ketimpangan sosial yang menjadi sumber konflik akibat tidak di tegakkan keadilan sosial oleh kalangan legislatif, executif dan yudikatif. Dan yang terkini ada perang yang lebih membutuhkan kewaspadaan ialah melawan Wabah Covid –19. Sangat butuh kewaspadaan untuk menghadapinya dan berdisiplin dengan protokol kesehatan yang di serukan oleh WHO, pemerintah dan organisasi kita Muhammadiyah.

 

Dan ….ibadah puasa yang sedang kita lakukan ini adalah diantara cara untuk memimpin hawa nafsu kita menuju akhlak mulia , menjadi orang muttaqin yang suka membelanjakan hartanya baik saat berlebih atau saat kekurangan seperti sahabat Abu Bakar RA. Modal taqwa hasil gemblengan puasa ini kita gunakan untuk memenangkan jihad Akbar.

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement