REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada perang Uhud, sejumlah sahabat Nabi banyak yang berguguran di medan perang. Perang yang mulanya dimenangkan oleh umat Islam yang justru berujung pada kekalahan tersebut salah satunya merenggut nyawa sahabat Nabi Hanzhalah.
Pakar Ilmu Tafsir Prof Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, pada awal pertempuran Islam begitu berjaya sebab salah satunya disebabkan adanya peran para pemanah yang cukup besar.
Sedemikian jelasnya penguasaan pasukan Muslim dalam arena pertempuran sehingga Abu Sofyan, panglima kaum musyrik nyaris terbunuh oleh Hanzhalah putra Abu Amir Al-Fasiq. Hanzhalah yang ketika nafiri dikumandangkan baru saja menikah, tetapi ia langsung meninggalkan sang istri tanpa sempat mandi wajib.
Ia nyaris membunuh Abu Sofyan yang telah dikuasainya secara penuh, namun tiba-tiba saja muncul seorang musyrik yang menolong Abu Sofyan dan langsung membunuh Hanzhalah. Atas peristiwa itu maka Nabi Muhammad SAW pun bersabda dengan bersaksi bahwa Hanzhalah dimandikan oleh para malaikat.
Awal petaka Uhud
Ketika kaum musyrik sudah nampak terlihat kalah, pasukan Muslim memulai menghimpun harta rampasan. Para pemanah yang dipesan oleh Nabi Muhammad SAW untuk tidak meninggalkan lokasi mereka, nyatanya mengabaikan pesan tersebut.
Sehingga sebagian besar dari 50 orang yang ditugaskan itu meninggalkan tempat mereka dan turun untuk ikut mengumpulkan harta rampasan. Hanya komandannya, Abdullah bin Jubair, bersama 10 orang lainnya yang bertahan. Akibat inilah kemudian jalan pertempuran dalam perang Uhud berubah di mana umat Islam pada akhirnya menelan kekalahan.