Senin 26 Apr 2021 20:34 WIB

Ar Radhi Billah, Khalifah Abbasiyah yang Mahir Khutbah Jumat

Ar Radhi Billah merupakan khalifah Dinasti Abbasiyah ke-20

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ar Radhi Billah merupakan khalifah Dinasti Abbasiyah ke-20. Situs DInasti Abbasiyah (ilustrasi)
Foto: republika
Ar Radhi Billah merupakan khalifah Dinasti Abbasiyah ke-20. Situs DInasti Abbasiyah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam sejarah Islam sangat banyak penguasa dan khalifah yang mencapai ketenaran. Namun, di antaranya mungkin tidak banyak dikenal, seperti sosok Khalifah Abbasiyah yang bernama Muhammad Ar Radhi Billah. 

Nama lengkapnya adalah Abu Al Abbas Muhammad ibn Al Muqtadir Billah Ja'far ibn Al Mu'tadid Billah Ahmad bin Al Muwaffaq bin Al Mutawakkil Ja'far bin Al Mu'tasim Billah bin Harun Al Rasyid, Al Hasyimi, Al Abbasi, Al Baghdadi.

Baca Juga

Muhammad Ar Radhi Billah adalah khalifah Daulah Abbasiyah ke-20 yang lahir pada Rajab 297 H. Ibunya merupakan mantan budak yang berasal dari Romawi bernama Zhalum. 

Dikutip dari laman youm7, Muhammad Ar Radhi Billah diangkat menjadi khalifah Daulah Abbasiyah saat berusia 25 tahun. Dia menggantikan pamannya, Khalifah Al Qahir Billah pada 5 Jumadil Awal 322 H. 

Al Khatib Al Baghdadi pernah bercerita tentang sosok Ar Radhi Billah. Menurut dia, Ar Radhi bertubuh pendek, kurus, berkulit coklat, berkulit sawo matang, berambut coklat, berambut hitam, wajahnya panjang, dan di bagian depan janggutnya sempurna, dan rambutnya halus.   

Sedangkan Abu Bakar Al Khatib menuturkan, Ar Radhi memiliki banyak keutamaan. Dia adalah khalifah terakhir yang memiliki kumpulan syair yang dibukukan, dan khalifah terakhir yang mampu melakukan khutbah Jumat. Dia juga dikenal dengan dengan ulama.  

Dia adalah khalifah pertama yang duduk bersama rakyat. Dia banyak melakukan hal-hal yang sesuai dengan cara-cara orang terdahulu, bahkan dalam berpakaian dia juga banyak meniru orang-orang terdahulu. 

Terlepas dari kualitas baik yang dimiliki Ar Radhi, kekhalifahan sangat terganggu selama masa pemerintahannya. Dia pun menjadi semakin bingung mengelolanya. Ar Radhi pada saat itu hanyalah sebuah simbol yang tidak mempunyai kekuatan dalam kekuasaannya. 

Para gubernur provinsi lah yang mengendalikannya dan mereka adalah wilayah khusus. Negara semakin terpecah dan pengaruh dari mereka yang ingin memegang kendali terus meningkat. 

Pada 325 H, pemerintahan Ar Radhi sudah lemah tak berdaya. Sehingga kekuasaan khalifah saat itu seringkali berada di tangan pemberontak. Mereka laksana raja-raja kecil, dan saat itulah kekuasaan Ar Radhi tak tersisa, kecuali di Baghdad dan Suwad.

Tentang kematian Ar Radhi, Al-Dzahabi mengatakan bahwa Ar Radhi menderita penyakit lambung diduga karena kebanyakan bersenggama dan meninggal pada Rabiul Awal tahun 329 H atau Desember 940 M dan dimakamkan pada Ahad malam di Rusafa. Dia memerintah Daulah Abbasiyah selama enam tahun, sepuluh bulan dan sepuluh hari. Dia meninggal ketika berusia 31 tahun delapan bulan.

 

Sumber: youm7

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement