Sabtu 24 Apr 2021 23:07 WIB

Saat Nabi Musa Membunuh dan Taubat yang Diabadikan Alquran

Peristiwa Nabi Musa membunuh seseorang itu terjadi sebelum kenabiannya

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Peristiwa Nabi Musa membunuh seseorang itu terjadi sebelum kenabiannya. Ilustrasi
Foto:

Sebagaimana keterangan ayat 15 surat Al Qasas, ketika memasuki kota Memphis, Nabi Musa mendapati dua orang lelaki yang sedang berkelahi yaitu seorang dari golongan Bani Israel dan seorang lainnya adalah dari suku Qibthi yang juga sukunya Firaun yang kerap memandang rendah orang-orang Bani Israil.  

Kala itu, lelaki dari Bani Israil tersebut meminta tolong kepada Nabi Musa yang sejatinya juga berasal dari Bani Israil. Lelaki itu meminta agar Nabi Musa mengalahkan orang Qibthi itu. Nabi Musa pun membantunya. Ia pun mendorongnya. 

Dalam keterangan kitab al-Qishah fi Alquran al-Karim, Ustadz Syahrullah menerangkan tangan Nabi Musa mendorong dada orang Qibthi itu. Dorongan yang kuat tersebut membuat orang Qibthi itu terjatuh dan mati seketika.

Tak ada sedikit pun niat Nabi Musa membunuh. Dorongan yang dilakukan Nabi Musa semata untuk mencegah orang Qibthi yang berbadan besar berbuat zalim kepada lelaki bani Israil tersebut yang berbadan kecil.  

"Kemudian tangannya itu didorong ke dadanya orang Mesir tadi. Bukan meninju tapi mendorong. Akhirnya orang tersebut mati. Sementara tidak ada niat sama sekali dari Musa untuk berlaku keras apalagi sampai membunuh orang tadi. Tapi yang diinginkan Nabi Musa adalah mencegah dia berlaku zalim kepada orang bani israil," jelasnya.  

Menurut Syahrullah, pertolongan yang diberikan Nabi Musa itu dilandasi karena Nabi Musa telah sering kali menyaksikan kebiadaban Firaun dan penindasan orang-orang Qibthi pada Bani Israil.

Ini menunjukan juga bahwa Nabi Musa memilih kehormatan yang tinggi karena tergerak hatinya menolong orang yang terzalimi sebab sejatinya perkelahian antara dua lelaki itu tak sebanding, secara fisik lelaki Qibthi itu lebih kuat dan lebih besar dibanding lelaki bani Israil tersebut. Selain itu juga menunjukan primordial kesukuan yang kuat. Serta menggambarkan kuatnya tenaga Nabi Musa.  

"Inilah nanti yang kisahnya bahwa Nabi Musa membunuh seseorang di antara bangsa Qibthi orangnya Firaun. Jadi betul memang Nabi Musa membunuhnya. Tapi pembunuhan itu bukan karena kesengajaan. Tidak ada niat untuk membunuh. Tapi sekedar mendorong, karena badan Nabi Musa kekar, kuat, orang itu terjatuh tergeletak tidak bernyawa," kata Ustaz Syahrullah yang menerangkan bahwa peristiwa itu terjadi sebelum Nabi Musa diangkat Allah sebagai Nabi dan rasul.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement